Teluk Lamong Membuka Pelayanan Curah Kering

Bisnis.com,17 Apr 2017, 11:01 WIB
Penulis: News Writer
Aktivitas Terminal Teluk Lamong./JIBI

Bisnis.com, SURABAYA – PT Terminal Teluk Lamong sebagai anak usaha Pelindo III melakukan pelayanan perdana curah kering, dengan melayani Kapal MV Palona berjenis Panamax berbendera Hongkong di wilayah setempat.

Direktur operasi PT TTL, Rumaji dalam keterangan persnya di Surabaya, Minggu (16/4/2017), mengatakan Kapal MV Palona adalah kapal pertama yang melakukan bongkar muat curah kering dengan fasilitas dan peralatan lengkap di Terminal Teluk Lamong.

Kapal bermuatan kedelai itu, melakukan bongkar sebanyak 30.262 ton, dan memiliki panjang 229 m dan lebar 32.26 m sehingga membutuhkan kedalaman dermaga kurang lebih 10 LWS.

"Dengan pelayanan perdana ini, kami PT TTL siap memberi layanan curah kering dengan alat canggih semi-otomatis serta ramah lingkungan," katanya.

Ia menjelaskan, sebelumnya TTL juga telah melakukan uji coba peralatan dan fasilitas curah kering pada tanggal 8 Maret 2017 dengan kedatangan kapal MV Giorgis bermuatan kedelai.

"Uji coba secara lengkap ini menandakan kami sudah sangat siap melayani kapal-kapal curah kering berkapasitas besar. Tim Otoritas bisa melihat langsung kapasitas kami," katanya.

Rumaji mengatakan, beberapa fasilitas canggih yang dimiliki TTL dalam melayani curah kering antara lain dua unit Grab Ship Unloader (GSU) berkapasitas 2000 ton/jam.

"Ini menjadi andalan operasional curah, karena juga dilengkapi dengan dua jalur conveyor sepanjang 1,3 km yang terhubung langsung dengan silo dan gudang seluas 10 Hektare," katanya.

Selain itu, TTL juga memiliki kapasitas gudang penyimpanan curah kering yang mampu menampung 120.000 ton, sedangkan silo dapat menyimpan hingga 80.000 ton komoditi pangan, sehingga total kapasitas gudang penumpukan sebesar 200.000 ton.

"Komoditi pangan yang dapat disimpan di silo berupa butiran seperti kedelai, jagung, beras, dan sebagainya. Gudang penumpukan digunakan untuk menyimpan komoditi berupa serbuk seperti soya bean meal, raw sugar, dan lain-lain." katanya.

Rumaji mengatakan, curah kering PT TTL menerapkan prinsip green port atau ramah lingkungan, karena hanya melayani muatan komoditi pangan.

Dalam operasional, TTL bekerja sama dengan PT Nusa Prima Logistik yang merupakan gabungan dari tiga perusahaan pangan pemegang 70 persen pasar pakan ternak dan manusia di Indonesia yakni FKS Multiagro, Charoen Pokphand dan Japfa Comfeed.

Ia menjelaskan, pembangunan terminal curah kering TTL memiliki empat tahap, dan pada tahun 2017 berada pada tahap ke-2, dan dermaga curah kering juga mulai dioperasikan dengan panjang 250 meter dan lebar 80 meter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: News Editor
Terkini