Biro Statistik Nasional (NBS) China menyebutkan, pertumbuhan ekonomi kuartal I/2017 tersebut menjadi yang tertinggi sejak kuartal III/2015. Adapun, capaian pada periode tersebut lebih tinggi dari PDB 2016 yang tumbuh 6,7%.
Di sisi lain, capaian pada Januari-Maret 2017 tersebut berada di atas ekspektasi ekonomi yang disurvei oleh Reuters, yakni 6,8%.
“Untuk pertama kalinya setelah sekian tahun, China memulai tahun dengan petumbuhan ekonomi yang kuat. Saatnya China berterimakasih pada kuatnya investasi dan properti yang membuat ekonomi nasional membaik,” kata Raymond Yeung, Kepala Ekonom Australia & New Zealand Banking Group Ltd, seperti dikutip dari Bloomberg Senin (17/4/2017).
Dia melanjutkan, kabar baik dari Beijing ini seolah memberikan angin segar bagi pasar keuangan global yang selama ini dilanda pesimisme pada perekonomian China.
Namun demikian, sejumlah pengamat khawatir kuatnya data ekonomi kuartal I/2017 ini merupakan dampak dari stimulus fiskal dan moneter China di tahun lalu. Selain itu, para pengamat masih khawatir akan masih tingginya potensi gelembung utang di Negeri Panda tersebut.
Ekonom di Bank of Communications di China Tang Jianwei memprediksi PDB China akan kembali melemah pada kuartal II/2017. Pasalnya, pemerintah China akan kembali memberlakukan pengetatan stimulus di sejumlah sektor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel