Laba Rp3,23 Triliun, BNI Bidik Efisiensi

Bisnis.com,17 Apr 2017, 11:08 WIB
Penulis: Ropesta Sitorus
Layanan nasabah di Bank BNI./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah membukukan laba sebesar Rp3,23 triliun pada kuartal I/2017, PT Bank Negara Indonesia ingin memperkuat efisiensi operasional demi mengejar target pertumbuhan laba pada akhir tahun ini.  

Corporate Secretary BNI Ryan Kiryanto mengatakan perseroan membidik pertumbuhan laba dengan batas bawah 12% dan batas atas sebesar 15% hingga akhir tahun. 

“Upaya untuk mendongkrak laba tersebut antara lain lewat peningkatan pendapatan bunga melalui ekspansi pinjaman serta peningkatan fee based income dibarengi dengan berbagai upaya peningkatan efisiensi operasional yang kuat,” kata Ryan kepada Bisnis akhir pekan lalu.

Paralel dengan strategi tersebut, manajemen bank berkode saham BBNI tersebut akan mendorong ekspansi ke sektor-sektor ekonomi prospektif yang telah dilakukan selama ini, misalnya ke telekomunikasi, infrastruktur, manufaktur, pertanian, energi dan kelistrikan.

“Untuk segmennya, BNI juga mendorong pembiayaan ke UMKM melalui ekspansi kredit kecil dan menengah serta KUR,” tambahnya.  

Namun, lanjut Ryan, agresivitas penyaluran kredit tersebut tetap dibarengi upaya menjaga kualitas aset dengan prinsip kehati-hatian perbankan. BNI proaktif melakukan restrukturisasi kredit guna menjaga tingkat kredit bermasalah (non-performing loan / NPL).

Upaya konkret yang dilakukan demi efisiensi operasional antara lain melalui optimalisasi digitalisasi perbankan, pemanfaatan e-channels, serta aksi promosi dan pemasaran bersama. Lewat aksi tersebut, Ryan optimistis biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) perseroan dapat ditekan hingga akhir tahun.

Berdasarkan laporan kinerja kuartal I /2017, BOPO bank pelat merah tersebut tercatat 70,5% meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat di level 68,5%. Adapun, BOPO sepanjang tahun 2016 lalu mencapai 73,6%, lebih rendah dibandingkan 2015 sebesar 75,5%.

“Proyeksi BOPO akhir tahun di bawah 70%, pada kisaran 65%,” katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan pertumbuhan penyaluran kredit diproyeksikan dapat dijaga di level 15%-17%. Adapun dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan tumbuh 17%-18%.

“Strategi untuk meningkatkan DPK sudah kami lakukan sejak tahun-tahun sebelumnya, antara lain menambah agen bank dan pengembangan digitalisasi perbankan untuk memberikan kemudahan kepada nasabah. Strategi lainnya yang kami lakukan adalah penambahan produk-produk baru,” tuturnya.

Sepanjang kuartal awal tahun ini, penghimpunan DPK yang dicatatkan BNI tumbuh 19,8% secara yoy menjadi Rp445,05 triliun dengan porsi dana murah sebanyak 58,5%. 

Direktur Consumer Banking BNI Anggoro Eko Cahyo menuturkan pertumbuhan DPK tersebut tidak lepas dari upaya perseroan meningkatkan layanan. 

"Untuk memacu pertumbuhan DPK kami melakukan sejumlah strategi seperti payroll untuk segmen pegawai, tabungan untuk bisnis lewat close group transaction serta agen46 atau agen Laku Pandai untuk segmen generasi milenial," katanya.

Dalam tiga bulan pertama tahun ini, BNI membukukan laba Rp3,23 triliun, tumbuh 8,5% dibandingkan dengan capaian laba pada periode yang sama 2016 (year on year) yang berjumlah Rp2,97 triliun.

Laba bersih tersebut terbentuk oleh pendapatan bunga bersih (NII) Rp7,76 triliun, naik 12,3% dari Rp6,91 triliun pada kuartal I 2016. Selain itu, perolehan laba juga ditopang pendapatan non-bunga yang naik 14,25 dari Rp1,96 triliun menjadi Rp2,23 triliun.

Penyumbang pendapatan di luar bunga antara lain fee based income dari trade finance, pengelolaan rekening, bisnis kartu, transaksi ATM dan lainnya. 

Kenaikan laba tersebut juga ditopang fungsi intermediasi yang dilakukan BNI yang gencar memacu pembiayaan ke sektor-sektor ekonomi produktif, khususnya infrastruktur. Total penyaluran kredit BNI tumbuh 21,4% year on year (yoy) menjadi sebesar Rp396,52 triliun.

Adapun rasio kecukupan modal atau Capital adequacy ratio (CAR) masih terjaga di level 19,0% yang dinilai cukup untuk mendukung target ekspansi bisnis perseroan. BNI juga mengutamakan kehati-hatian dalam pengelolaan kreditnya dengan meningkatkan coverage ratio dari 142,4% menjadi 147,1%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini