Impor Sulut Anjlok Hingga 93%

Bisnis.com,18 Apr 2017, 19:00 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Ilustrasi/ANTARA

Bisnis.com, MANADO -- Sulawesi Utara mencetak penyusutan impor hampir 100% pada Maret 2017 setelah pada Februari 2017 lalu melonjak 187% secara bulanan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip Bisnis.com, Selasa (18/4/2017), menunjukkan nilai impor Sulawesi Utara per Maret 2017 turun 93,54% menjadi tingal US$1,36 juta dari posisi Februari 2017 sebesar US$21,04 juta.

Secara kumulatif, hingga Maret 2017, impor Sulawesi Utara juga turun 20,22% menjadi US$29,75 juta bila dibandingkan dengan periode Januari-Maret 2016 seebsar US$37,29. Di sisi lain penurunan impor membuat tren surplus neraca perdagangan Sulawesi Utara berlanjut. Provinsi berjuluk Bumi Nyiur Melambai ini mencetak surplus US$218,59 juta dalam periode Januari-Maret 2017.

Hingga saat ini, China masih menjadi negara asal impor terbesar dengan andil 77,78%. Australia dan Malaysia juga menjadi negara asal impor dengan pangsa 8,66% dan 5,51%. Dalam jumlah kecil, Sulawesi Utara juga mengimpor barang dari Singapura, Kanada, Belanda, Jerman, dan Vietnam.

Berdasarkan komoditas, mesin dan peralatan listrik masih menjadi barang utama yang diimpor Sulawesi Utara dengan pangsa 57,5%. Posisi tersebut tak terpaut jauh dengan posisi bulan sebelumnya.

Tren peningkatan impor mesin dan peralatan di sisi lain merupakan cerminanan realisasi investasi dari kalangan investor. Janny Rembet, Kepala Bidang Pengendalian Investasi Dinas Penanaman Modal Sulawesi Utara menyebut realisasi investasi didominasi sektor industri, listrik, dan pariwisata. "Serapan modalnya naik, jadi otomatis impor juga naik, terutama untuk mesin-mesin," jelasnya kepada Bisnis.com.

Untuk diketahui, sepanjang 2016, realisasi investasi di Sulut mencapai Rp4 triliun, melampaui target yang diusung sebanyak Rp2,5 triliun. Janny mengatakan, hingga pekan kedua April 2017 pihaknya tengah mengevaluasi kegiatan penanaman modal di Sulut guna mengetahui secara rinci capaian investasi yang direalisasikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini