Bisnis.com, JAKARTA — PT Hanwha Life Insurance Indonesia menargetkan imbal hasil investasi mencapai 8,5%-9% sepanjang tahun 2017.
Finance Accounting Head PT Hanwha Life Insurance Robertus Deddy Gunawan mengatakan 34%, perusahaan menempatkan pada instrumen obligasi pemerintah,dan 60%-65% pada deposito pada tahun 2016.
“Karena kami ingin benar-benar secure, kami belum masuk ke infrastruktur dan lain-lain, paling besar masih di deposito,” kata Deddy belum lama ini.
Dia mengatakan untuk hasil investasi pada 2016 mencapai Rp29 miliar. Menurutnya, hasil investasi tersebut tidak terlalu besar, pasalnya penambahan modal baru dilakukan pada November 2016 senilai Rp1,7 triliun.
Guna mencapai yang ditargetkan, perusahaan tengah mengejar pendapatan premi mencapai Rp403 miliar sepanjang tahun ini, atau tumbuh 93% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp209 miliar.
Sebelumnya, Deputy Chief Agency Officer PT Hanwha Life Insurance Indonesia Marcello Twijsel, mengatakan dalam perencanaan pada 2017, kontribusi agensi dan kontribusi group masih mendominasi terhadap pertumbuhan premi. Dia menjabarkan kontribusi dari agensi sebesar Rp128 miliar, sedangkan dari group asuransi sebesar Rp250 miliar.
“Sedangkan kalau untuk bancassurance masih Rp25 miliar, karena kami masih dalam proses penjajakan, masih baru mulai masuk, jadi masih butuh waktu,” kata Marcello.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menilai imbal hasil investasi industri asuransi jiwa masih memiliki potensi untuk terus tumbuh sepanjang tahun ini.
“Sampai sejauh ini nampak bagus, kalau situasi domestik masih terjaga, dan situasi global menguat, saya yakin imbal hasil investasi sangat baik,” katanya.
Apalagi, menurutnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) saat ini menunjukkan tren yang positif. “Return reksa dana, saham, dan SBN akan tetap tinggi, IHSG tembus 5.600, dan diproyeksikan bisa tembus 6.000 hingga akhir tahun,” katanya.
Selain itu, Togar menilai dengan kondisi perekonomian nasional yang terus menguat akan menjadi penopang kinerja pasar modal. Hal tersebut juga dapat didorong lantaran adanya pembangunan infrastruktur yang terus digencarkan oleh pemerintah.
Berdasarkan data OJK menunjukkan pada Februari 2017 jumlah investasi industri asuransi jiwa meningkat sebesar 21,84% (yoy) menjadi Rp351,90 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel