Aksi Merger & Akuisisi di Asia Tenggara Turun di Kuartal I/2017, Ini Penyebabnya

Bisnis.com,24 Apr 2017, 19:24 WIB
Penulis: David Eka Issetiabudi
Merger/Ilustrasi

Kabar24.com, JAKARTA — Aktivitas merger dan akuisisi (M&A) di Asia Tenggara pada kuartal I/2017 tercatat sebanyak 92 transaksi dengan total nilai US$7,3 miliar, atau nilainya menurun sebesar 43,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Analis Mergermarket Jade Lee mengatakan kinerja kuartal pertama tahun ini merupakan yang paling lambat sejak 2010. Ketidakpastian politik di beberapa negara Asean disebut menjadi salah satu penyebabnya.

Malaysia merupakan negara yang paling aktif dalam aktivitas M&A dengan 26 transaksi dengan nilai US$1,9 miliar. Walaupun paling aktif, nilai transaksi yang terjadi di Malaysia kalah dibandingkan dengan Thailand dengan total nilai transaksi US$2 miliar, lewat 12 aksi M&A.

“Sektor mineral dan energi merupakan sektor yang paling banyak melakukan aktivitas, dengan total 10 transaksi senilai US$1,3 miliar,” tuturnya dalam keterangan resmi, Senin (24/4/17).

Aktivitas di sektor energi dan mineral didukung oleh kesepakatan Shell dengan Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (KUFPEC) Thailand Holdings Pte Limited, untuk penjualan anak perusahaan Shell Integrated Gas Thailand Pte Limited dan Thai Energy Co Limited senilai US$900 juta.

Untuk sektor lainnya, farmasi dan bioteknologi misalnya, juga menarik perhatian pada periode ini. Tercatat ada enam kesepakatan senilai US$776 juta, atau nilainya jauh lebih besar dibandingkan kinerja kuartal I/2016, yang hanya terpaut empat kesepakatan.

Jade menambahkan menjelang paruh kedua tahun ini, aktivitas M&A akan berlanjut dengan sejumlah kesepakatan ekuitas swasta senilai US$500 juta, seperti dari SPi Global yang berbasis di Filipina.

“Ada juga konsolidasi terutama di bidang telekomunikasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini