Ringgit Lanjut Menguat, Harga CPO Makin Lesu

Bisnis.com,26 Apr 2017, 12:09 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Sawit/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berlanjut pada perdagangan siang ini, Rabu (26/4/2017).

Kontrak berjangka CPO untuk Juli 2017, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, hari ini dibuka stagnan di posisi 2.486 ringgit per ton.

Pergerakannya kemudian melemah 0,20% atau 5 poin ke level 2.481 ringgit per ton pada pukul 11.06 WIB.

Adapun pada perdagangan Selasa (25/4), harga CPO kontrak Juli ditutup turun tajam 1,74% atau 44 poin ke level 2.486, penurunan terbesar untuk kontrak teraktif sejak 17 April, di tengah penguatan kinerja mata uang ringgit.

“Harga tertekan oleh kecemasan tentang produksi minyak sawit yang lebih tinggi di Malaysia serta penguatan ringgit,” ujar Tasvinderjit Singh, associate director CIMB Futures di Kuala Lumpur, seperti dikutip dari Bloomberg.

Malaysian Palm Oil Association memprediksi kenaikan produksi minyak sawit mentah sebesar 18,5% (m-o-m) pada 1-20 April 2017. Produksi di semenanjung Malaysia diperkirakan menguat 20,4% dan Sabah menanjak 19,8%, sedangkan Sarawak tidak mengalami perubahan.

Sementara itu, nilai tukar ringgit siang ini terpantau lanjut menguat 0,38% ke 4,3550 per dolar AS pada pukul 11.06 WIB, setelah dibuka dengan penguatan tipis 0,07% di  posisi 4,3685.

Pada perdagangan kemarin, ringgit ditutup menguat 0,63% di posisi 4,3715, sekaligus menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di antara mata uang Asia lainnya.

“Kita memiliki kondisi yang tenang saat ini dengan naiknya produksi, permintaan yang flat, dan penguatan ringgit,” ujar Paramalingam Supramaniam, director perusahaan broker Pelindung Bestari.

 

Pergerakan Harga CPO Kontrak Juli 2017

Tanggal

Level

Perubahan

26/4/2017

(Pk. 11.06 WIB)

2.481

-0,20%

25/4/2017

2.486

-1,74%

21/4/2017

2.530

+1,04%

20/4/2017

2.504

+1,58%

19/4/2017

2.465

-0,32%

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini