Harga Emas Terdorong Sentimen AS

Bisnis.com,29 Apr 2017, 08:48 WIB
Penulis: Hafiyyan
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas mengakhiri perdagangan Jumat (28/4/2017) seiring dengan kenaikan akibat ketegangan geopolitik yang memicu permintaan terhadap aset haven dan pelemahan PDB AS.

Pada penutupan perdagangan Jumat (28/4/2017) harga emas gold spot meningkat 3,96 poin atau 0,31% menjadi US$1.268,28 per troy ounce.

Tahun lalu, harga emas gold spot bertumbuh 8,14% dan ditutup di level US$1.147,50 per troy ounce pada akhir Desember 2016.

Harga emas menguat di tengah masih berlangsungnya ketegangan geopolitik yang memicu permintaan safe haven. Salah satunya ialah pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengancam Korea Selatan terkait hubungan perdagangan dengan Paman Sam.

Donald Trump menyatakan, bahwa ia akan menegosiasikan ulang atau mengakhiri kesepakatan perdagangan dengan Korea Selatan. Trump juga menyatakan kemungkinan adanya konflik besar dengan Korea Utara terkait program nuklirnya, meskipun ia lebih memilih solusi diplomatik untuk menghadapinya

"Komentar Trump cukup memberikan kesemasan pasar sehingga kembali beralih kepada aset haven," tutur James Woods, global investment analyst Rivkin Securities di Sydney seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (29/4/2017).

Pernyataan Trump juga membuat mata uang dolar melemah, sehingga mengangkat harga emas. Indeks dolar AS pada Jumat (28/4/2017) ditutup merosot 0,03% atau 0,026 poin menuju 99,050.

Sentimen AS lain yang menjadi perhatian investor emas ialah rilis data pertumbuhan domestik bruto (PDB) AS periode kuartal I/2017 kategori advance pada Jumat (28/4). Angka PDB AS menurun menjadi 0,7% dari proyeksi ekonom senilai 1,3% dan triwulan IV/2016 sebesar 2,1%.

Data PDB AS dikeluarkan dalam tiga tahap setiap bulan, yakni advance (terdepan), preliminary (selanjutnya), dan final (akhir). Data PDB advance cenderung memiliki dampak yang paling besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini