2 Kandidat Presiden Prancis Diragukan Mampu Tangani Pengangguran & Keamanan

Bisnis.com,01 Mei 2017, 01:37 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Kandidat Presiden Prancis Marine Le Pen/Reuters-Aziz Taher

Bisnis.com. JAKARTA  - Sepekan sebelum memasuki putaran kedua pemilu presiden Prancis banyak pemilih yang meragukan kemampuan dua kandidat dalam memecahkan permasalahan pengangguran dan keamanan.

Survei yang dilakukan The lfop, pada Minggu (30/4) waktu setempat, menyebut Emmanuel Macron bakal memenangkan pemilu pada 7 Mei 2017 dengan persentase sebesar 59-60%. Sebelumnya, dia menjabat sebagai menteri perekonomian di negara itu.

The lfop mengatakan 45% pemilih meyakini bahwa Macron dan Marine Le Pen tidak akan menyelesaikan masalah pengangguran. Dalam beberapa tahun terakhir, pengangguran di sana hampir menembus 10%.

Selain itu, sebanyak 36% pemilih tak meyakini keduanya bakal melindungi Prancis dari serangan terorisme. Negara itu mengalami masalah serius akibat sejumlah serangan kelompok radikal yang menewaskan 230 orang sejak 2015.

Berdasarkan hasil survei tersebut, floating voters diprediksi bakal menjadi penentu hasil akhir putaran kedua. Pasalnya, jumlah warga Prancis yang memutuskan tidak memilih atau golput mencapai 22% pada putaran pertama lalu.

Angka golput tersebut menjadi yang tertinggi sejak 2002. Saat itu, Jean Marie—yang merupakan ayah dari Le Pen—kalah pada putaran kedua dari Jacques Chirac.

Sebelumnya, akhir pekan kemarin, Le Pen menyatakan bakal mempertimbangkan untuk tidak menggunakan mata uang Euro. “Jika rakyat setuju makan dalam satu tahun atau satu tahun setengah bisa mulai dilakukan koordinasi untuk kembali menggunakan mata uang nasional,” ujar Le Pen.

Seperti diketahui sejak awal kampanyenya Le Pen terus menyerukan agar adanya “Frexit”. Dia dikenal sebagai politisi yang anti dengan globalisasi dan imigran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini