Muara Baru Bakal Ungguli Tsukiji Jepang, Ini Sebabnya

Bisnis.com,01 Mei 2017, 21:06 WIB
Penulis: Sri Mas Sari
Tsukiji Fish Market di Jepang/Bisnis-Martin Sihombing

Bisnis.com, JAKARTA – Meskipun terinspirasi dari Tsukiji Fish Market di Jepang, Muara Baru yang akan disulap menjadi pasar ikan modern diperkirakan bakal lebih unggul.

Asisten Deputi Bidang Perikanan, Pelayaran dan Pariwisata Rahman Hidayat Kemenko Maritim mengatakan Tsukiji tidak terintegrasi dengan pelabuhan perikanan sebagaimana Muara Baru. Muara Baru memiliki pelabuhan perikanan Nizam Zachman yang diproyeksikan terintegrasi dengan pengolahan ikan dan pusat pelelangan ikan yang modern.

“Bagaimanapun, Tsukiji dibangun tahun 1935, sudah tidak kekinian. Muara Baru memiliki semua potensi untuk dikembangkan,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (2/5/2017).

Tsukiji Fish Market di Tokyo telah menjadi rujukan pengelolaan pasar ikan di seluruh dunia. Pasar ikan yang dikelola oleh Tokyo Metropolitan Bureau ini telah menjadi ikon pasar ikan terintegrasi. Pasar ini juga terkenal akan pelelangan ikannya, khususnya ikan tuna yang terbesar di dunia.

Tidak hanya menjadi pusat pelelangan ikan, Tsukiji juga mengelola 400 jenis makanan laut, mulai dari rumput laut, ikan tuna, hingga paus. Lebih dari 700.000 ton makanan laut dikelola setiap tahun. Pasar ikan ini telah menyerap tenaga kerja hingga 60.000 orang, termasuk pedagang ikan, akuntan, juru lelang, pegawai, dan distributor. Tsukiji dikenal bersih dengan pengelolaan pasar, pelelangan ikan, dan grosir ikan yang taat aturan.

Terinspirasi oleh pasar itu dan terdesak oleh kebutuhan membangun pengelolaan ikan yang modern, pemerintah mengembangkan Pelabuhan Muara Baru sebagai pusat perikanan nasional (national fish centre).

Foto-foto Tsukiji Fish Market di Jepang/Bisnis-Martin Sihombing

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaluddin mengingatkan agar nelayan-nelayan kecil tetap difasilitasi. Dia juga meminta kementerian dan lembaga terkait untuk bersinergi mengembangkan kawasan ini.

“Perlu jalan, perlu terminal labuh, perlu sarana air bersih (reverse osmosis), perlu instalasi pengelolaan air limbah (Ipal), perlu pembangunan tempat pelelangan ikan,” sebut Ridwan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sempat menyampaikan rencana perluasan jalan sudah ada dan sesuai dengan tata ruang kawasan. Demikian pula dengan penataan kolam labuh, tanggul, dan infrastruktur pendukung lain.

Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Brahmantya Satyamurti Poerwadi mengatakan Pelabuhan Perikanan Muara Baru memiliki detail yang terbagi dalam beberapa tahap. Pengawasan pembangunannya dibantu oleh pemerintah Jepang.

“Desain masterplan Jepang kami pakai,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini