Bisnis.com,JAKARTA- PT Taspen (Persero) mengubah portofolio deposito pada 2017, guna meningkatkan kinerja perusahaan dalam mengelola dana pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS) tersebut
Direktur Utama Taspen, Iqbal Latanro mengatakan untuk inovasi investasi lebih menitikberatkan pada penempatan portofolio yang memberi imbal hasil (yield) lebih baik dengan pengelolaan risiko yang lebih terukur.
“Kami akan mengurangi porsi penempatan dana di deposito bank seiring dengan semakin menurunnya tingkat bunga,” kata Iqbal, melalui siaran pers yang diterima Minggu (30/4/2017)
Dana yang semula ditempatkan pada deposito sekitar 25%, dari total portofolio akan diredistribusi ke surat utang negara (SUN) dan reksadana, sehingga porsinya hanya sekitar 15%. Dengan demikian penempatan pada SUN dan reksadana meningkat meningkat 10% yang berumber dari pengalihan di deposito.
Selain redistribusi portofolio, perusahaan juga sedang menyelesaikan valuasi dan finalisasi untuk membangun tower Menara Taspen yang sebelumnya bernama gedung Artha Loka. Rencana pembangunan tersebut seiring dengan selesainya masalah hukum status properti tersebut dan kini sertifikatnya diterbitkan atas nama PT Taspen.
“Kami akan membangun gedung office building di lokasi yang sangat strategis ini,” kata Iqbal.
Pembangunan tower tersebut jelas Iqbal merupakan salah satu strategi untuk mengoptimalkan aset yang dimiliki perseroaan, sehingga bisa memberikan tambahan pendapatan yang signifikan.
Berdasarkan valuasi sementara, properti yang terletak di pusat Jalan Sudirman Jakarta itu nilainya sekitar 2,3 triliun rupiah yang terdiri dari gedung sekitar 99 miliar rupiah dan tanah senilai 2,2 triliun rupiah.
Beberapa waktu lalu, Iqbal pernah menyampaikan membangun gedung pencakar langit setinggi 400 meter di sebelah menara Kota BNI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Dengan ketinggian sekitar 400 meter dari permukaan tanah, gedung terdiri dari 50 lantai dan merupakan salah satu menara tertinggi di Jakarta kelak.
Sebelumnya,Direktur Investasi PT Taspen Iman Firmansyah sebelumnya mengatakan pihaknya tertarik berinvestasi ke sektor infrastruktur karena potensi keuntungannya cukup besar. Sebab itu, pihaknya akan menambah total investasi di infrastruktur dari dua persen atau sekitar 1,9 triliun rupiah menjadi 4 persen atau sekitar 4 triliun rupiah pada akhir 2017.
Menurut Iman, investasi langsung di sektor infrastruktur telah diatur dan diperbolehkan oleh regulasi pengelolaan dana pensiun.
“Sesuai dengan aturannya, kami diperkenankan bisa investasi langsung maksimum 10 persen,” katanya.
Perusahaan tambahnya tidak hanya mengincar investasi infastruktur jalan tol saja, tetapi juga di sektor properti. Taspen tercatat memiliki dana kelolaan sebanyak 170 triliun rupiah yang terdiri dari dana pensiun 95 triliun rupiah dan 75 triliun rupiah tabungan hari tua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel