Sillo Maritime Perdana (SHIP) Anggarkan Capex US$20 Juta

Bisnis.com,03 Mei 2017, 15:26 WIB
Penulis: Emanuel B. Caesario
Armada SHIP

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pelayaran PT Sillo Maritime Perdana Tbk. menargetkan belanja modal tahun ini dapat mencapai sekitar US$20 juta.

Herjati, Direktur Keuangan Sillo Maritime Perdana, mengatakan bahwa nilai tersebut merupakan estimasi awal perseroan.

Pada tahun ini, emiten dengan ticker SHIP ini memiliki rencana untuk melakukan ekspansi bisnis baik secara organik maupun inorganik. Ekspansi organik dilakukan melalui penguatan aset dengan belanja kapal baru dan efisiensi bisnis, sementara inorganik dilakukan melalui penyertaan di perusahaan sejenis.

Menurutnya, anggaran US$20 juta tersebut adalah untuk belanja kapal, meskipun perseroan belum secara spesifik menargetkan jumlah kapal baru yang ingin dibeli. Namun, perseroan menegaskan hanya akan menambah armada jika permintaannya cukup kuat.

“Nilai capex tahun ini sekitar US$20 juta, tetapi kami belum tahu pasti kapan capex itu akan kita gunakan. Kami akan realisasikan kalau memang kontraknya aman untuk kita dan berjangka panjang,” katanya dalam acara paparan publik, Rabu (3/5/2017).

Saat ini, perseroan telah memiliki delapan kapal secara langsung dan tiga kapal melalui anak perusahaannya, yakni PT Suasa Benua Sukses. Saat ini, seluruh armada tersebut telah terkontrak kepada sejumlah mitra. Perseroan pun telah menyewa tiga armada dari pihak ketiga guna memenuhi permintaan kontrak untuk jangka pendek yang kurang dari setahun.

Tahun lalu, perseroan menganggarkan belanja modal dengan nilai yang kurang lebih sama, yakni antara US$20 juta hingga US$22 juta.

Namun, dana tersebut terutama digunakan untuk dry dock kapal tipe floating storage offloading (FSO) yakni CNOOC 114 selama setahun. Armada tersebut sudah mulai beroperasi kembali pada akhir tahun lalu.

Sumanto Hartanto, Direktur Operasional SHIP, mengatakan bahwa perseroan menilai kondisi bisnis yang digeluti perseroan secara umum masih cukup berat pada tahun ini.

Hal ini terutama karena lambatnya pemulihan aktivitas eksplorasi minyak. Meski harga minyak sudah mulai membaik, tetapi tetap belum cukup tinggi untuk mendorong aktivitas eksplorasi.

Perseroan menilai, untuk rencana pengembangan kapal, belum saatnya untuk membeli kapal berjenis anchor handling tug supply (AHTS) karena tariff sewanya masih rendah. Di sisi lain, harga kapalnya juga belum seimbang dengan tingkat imbal hasil yang bisa diperoleh dari aktivitas bisnis saat ini.

“Untuk kapal jenis besar, kami melihat ada beberapa kemungkinan, tetapi belum ada yang sangat solid saat ini,” katanya di kesempatan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini