Bisnis.com, BANDAR LAMPUNG — Kinerja BPRS Bandar Lampung terutama di sektor pembiayaan pada posisi April 2017 tumbuh lebih tinggi dibandingkan aset.
Tercatat pembiayaan tumbuh 17,6% atau Rp9 miliar dengan total sudah mencapai Rp60 miliar dari target hingga akhir tahun tumbuh 20% mencapai Rp62 miliar dari capaian periode 2016 Rp51 miliar.
Direktur Utama BPRS Bandar Lampung Ridwansyah mengatakan, pada kinerja BPRS Bandar Lampung terlihat pertumbuhan pembiayaan lebih tinggi hingga 17,6% dibandingkan pertumbuhan aset yang baru di angka 4,4% atau bertambah Rp3 miliar. Hal ini karena dampak efisiensi sumber dana dan ditambah faktor ekonomi masih lesu.
"Maka dengan kondisi seperti ini, BPRS Bandar Lampung akan lebih memaksimalkan sumber dana salah satunya dengan cara menerapkan likuiditas sesuai standar berkisar 4,5%—5%, dari sebelumnya pada tahun lalu terapkan likuiditas sampai 20%, " jelas Ridwan saat ditemui di Kantor Pusat BPRS Bandar Lampung Jl. P. Antasari, Tanjung Karang Timur, Rabu(3/5).
Sementara itu, aset tumbuh 4,4% atau senilai Rp3 miliar. Sehingga total aset sudah mencapai Rp67 miliar dari target akhir tahun Rp77 miliar atau tumbuh 15%. Adapun, capaian dana pihak ketiga (DPK) pada April 2017 sudah mencapai Rp49 miliar dari target Rp54 miliar.
Rencananya, kata Ridwan, untuk mencapai DPK dari sektor pinjaman akan digantikan deposito saat memasuki triwulan II. "Tahun ini akan diubah, deposito diperbanyak dan pinjaman tidak dilakukan," katanya.
Hal ini karena pinjaman sekarang biayanya lebih mahal dibandingkan deposito, dapat dilihat pinjaman 5 tahun ke depan sudah tahu berapa yang akan dibayar. Sedangkan deposito, kecenderungan LPS bisa turun.
“Bisnis kami tetap tumbuh karena di saat yang lain menahan pembiayaan dan banyak menjaga likuiditas, kami melepas pembiayaan,” jelasnya. Hal ini juga tidak terlepas dari dukungan dari kepercayaan masyarakat yang saat ini sudah mencapai 7.000 nasabah.
Melihat masih tingginya kebutuhan pembiayaan masyarakat membuat BPRS Bandar Lampung bergegas menangkap peluang tersebut.
“Secara market share walau banyak pembiayaan konsumtif, tapi ada juga yang untuk investasi dan modal kerja seperti untuk beli tanah dan buat usaha,” ungkapnya. Langkah cepat menangkap peluang pembiayaan tersebut juga mampu mendongkrak raihan laba.
Perluasan jaringan nasabah juga terus dilakukan, tetapi juga sudah mulai ke wilayah Lampung Selatan dan Pesawaran. "Fokus segmen nasabah yang miliki pembiayaan kedua artinya yang sebelumnya sudah mengambil kredit," jelasnya.
Tercatat pada triwulan I/2017, laba bersih BPRS Bandar Lampung mencapai Rp506 juta dari target menjadi Rp 1,3 miliar.
BPRS Bandar Lampung juga mampu menjaga rasio pembiayaan bermasalah di kisaran 3%. Dari posisi akhir Desember 2016 tercatat turun dari 4,3% menjadi 4% pada Maret 2017.
Sementara itu, terkait dengan produk rencana pada semester kedua tahun ini akan ada pengembangan produk tabungan dengan bagi hasil lebih besar mencapai 5%—6% dari awal sebelumnya hanya 2%—3%. "Jadi untuk nasabah yang miliki tabungan di atas Rp1 juta bisa langsung diikutkan pada produk pengembangan tabungan BPRS Syariah."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel