Bisnis Mainan Edukatif Naik

Bisnis.com,07 Mei 2017, 19:53 WIB
Penulis: Regi Yanuar Widhia Dinnata
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Penjualan mainan edukatif pada kuartal pertama tahun ini tumbuh 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu berkat proyek pengadaan pemerintah untuk pendidikan anak usia dini di Jakarta dan sekitarnya.

Ketua Umum Asosiasi Penggiat Mainan Anak Edukatif dan Tradisional Indonesia (Apmeti) Danang Sasongko menyebutkan proyek pengadaan mainan untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) akan berjalan sampai Juli dan diusahakan untuk terus diperbaharui. Setiap PAUD mendapatkan bujet sebesar Rp4 juta hingga Rp6 juta untuk pengadaan permainan edukatif.

“Ada sekitar 3.000-an PAUD di Jabodetabek yang memesan. Tanpa adanya proyek ini kami hanya bisa bertumbuh 4%—5% saja,” ujar Danang kepada Bisnis, pekan lalu.

Saat ini pengrajin mainan edukatif yang tergabung dalam Apmeti mencapai 22 pengrajin, dengan total kemampuan produksi rata-rata 88.000—110.00 unit per bulan . Kemampuan produksi ini bisa dimaksimalkan hingga 176.000 unit per bulan saat permintaan meningkat. Harga jual bervariasi bergantung pada kesulitan proses produksi.

Danang menyampaikan penjualan pada tahun ini diproyeksikan naik 15% dibandingkan dengan tahun lalu. Adapun penjualan pada kuartal kedua diprediksi tumbuh 10%—15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Proyek pengadaan masih menjadi mesin pertumbuhan penjualan mainan edukatif.

“Sayangnya, persebaran permintaan mainan edukatif seluruh Indonesia kecuali Jabodetabek hanya mencapai 400 PAUD. Seandainya PAUD seluruh Indonesia diwajibkan dan diberi bujet untuk pengadaan alat permainan edukatif oleh Dinas Pendidikan kepada kami, tingkat penjualan pengrajin akan meningkat tajam,” kata Danang.

Sejauh ini belum ada nota kesepahaman lintas sektoral yang melibatkan Dinas Pendidikan, Kementerian Perindustrian, dan asosiasi mengenai pengadaan alat permainan edukatif. Nota kesepahaman dipandang penting untuk sepenuhnya mengalihkan pembelian alat permainan edukatif impor dari China ke produksi para pengrajin lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ratna Ariyanti
Terkini