Tak Kalah Dengan China, Cadangan Devisa Indonesia Pun Naik

Bisnis.com,08 Mei 2017, 16:34 WIB
Penulis: Hendri Tri Widi Asworo
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia merilis data cadangan devisa Indonesia per akhir April 2017 yang mencapai US$123,2 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Maret 2017 yang mencapai US$121,8 miliar.

"Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa, antara lain berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas. Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Tirta Segara dalam siaran pers, Senin (8/5).

Posisi cadangan devisa per akhir April 2017 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Kenaikan cadangan Indonesia sejalan dengan China yang juga melanjutkan kenaikan untuk tiga bulan berturut-turut dengan melonjak di atas ekspektasi pasar pada bulan lalu.

Bank Sentral China (PBOC) melaporkan, cadangan devisanya naik US$21 miliar menjadi US$3,03 triliun pada April. Kenaikan itu melonjak dari catatan pada bulan sebelumnya yang hanya naik US$3,96 miliar menjadi US$3,009 triliun. Adapun, Reuters dalam survei yang dilakukan kepada para analis dan ekonom memprediksi kenaikan cadangan devisa Beijing sebesar US$11 miliar menjadi US$3,02 triliun.

Lonjakan cadangan devisa pada April tersebut, menurut PBOC, disebabkan oleh kebijakan kontrol arus modal keluar yang ketat dan terhentinya reli pada dolar AS. Hal itu membuat arus modal keluar dari China relatif stabil dan membuat yuan kembali menguat.

“Cadangan devisa naik karena pasokan dan permintaan pada valuta asing pada dasarnya relatif seimbang. Selain itu apresiasi yuan terhadap dolar AS juga turut memberikan efek positif bagi kami,” tulis PBOC dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (7/5/2017).

PBOC sendiri meyakini, ke depan, nilai tukar yuan akan terus mencatatkan pergerakan yang stabil. Di sisi lain, arus modal lintas batas diprediksi juga akan lebih seimbang sehingga akan mendukung stabilitas pada cadangan devisa nasional.

Sebelumnya, keyakinan pada kinerja mata uang Negeri Panda telah diungkapkan oleh Perdana Menteri China Li Keqiang. Dia mengklaim kepercayaan pasar global pada yuan terus menguat sepanjang tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini