Alleira Batik Incar Rusia

Bisnis.com,09 Mei 2017, 18:54 WIB
Penulis: N. Nuriman Jayabuana

Bisnis.com, JAKARTA—Produsen batik dalam negeri melihat Rusia sebagai pasar ekspor yang strategis khususnya untuk produk premium.

“Market ekspor ke Rusia menjanjikan, tetapi promosi ke sana belum gencar,” ujar Direktur Utama PT Alleira Batik Lisa Mihardja, Selasa (9/5).

Produk batik umumnya baru menembus pasar ekspor ke Singapura, Australia dan Amerika Serikat. Tingkat keberhasilan untuk menembus pasar ekspor busana ditentukan oleh promosi negara asal. Umumnya, pasar global masih mengenal batik sebagai produk seni, bukan sebagai produk fashion. Untuk itu, pemerintah perlu lebih gencar mempromosikan batik ke negara incaran tujuan ekspor. “Intinya bagaimana promosi lebih gencar dilakukan ke pasar global.”

Rata-rata harga batik premium Indonesia di pasar ekspor mencapai US$60—US$200. Eropa masih menjadi pasar ekspor yang menjanjikan. Hanya saja, produsen batik masih kesulitan menembus pasar Benua Biru.

Alleira memperluas pasar mancanegara dengan cara memasarkan batik melalui situs. Perusahaan juga menggandeng perusahaan logistik untuk memastikan pengiriman produk ke konsumen.

Selain itu, perajin batik juga terkendala oleh ketersediaan bahan baku, terutama untuk produk batik premium. Produksi batik pada umumnya menggunakan komponen dalam negeri hingga 90%. Hanya saja, masih belum ada produsen lokal yang menjamin ketersediaan bahan baku untuk produk premium. “Seperti kepompong untuk batik sutra itu sama sekali belum bisa di-support dari industri dalam negeri,” ujar Lisa.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, produk batik dan tenun menyumbang nilai ekspor sebesar US$ 151,7 juta selama 2016. Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan nilai ekspor batik pada tahun ini mencapai 5%. Saat ini terdapat 369 sentra IKM tenun dan 101 sentra IKM batik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ratna Ariyanti
Terkini