Beli Klub Olahraga Lagi, Ini Kata Erick Thohir

Bisnis.com,10 Mei 2017, 17:51 WIB
Penulis: David Eka Issetiabudi
Eric Tohir/itoday.com

Bisnis.com, JAKARTA — Industri olahraga nasional punya kans besar untuk berkembang, tentu tak sekadar fokus pada lapangan pertandingan semata. Sponsor, izin penyiaran hingga aksesoris klub olahraga, sudah terbukti menjadi sumber cuan.

“Memang industri olahraga kita agak terlambat berkembang, padahal terlihat potensinya besar. Dan saya memilih tekun di bidang ini dan media,” tuturnya ketika mengisi sesi Semiloka Menciptakan Nilai Melalui Merger dan Akuisisi, Rabu (10/5/17).

Dengan Mahaka Group, Erick sempat mengeluh sulitnya mendapatkan pendanaan dari perbankan nasional, dalam melakukan akuisisi. Dia menceritakan dalam industri media dan olahraga mendapatkan dukungan perbankan memerlukan reputasi yang tidak main-main.

“Bankir kita kan pasti tanya, aset media apa, masak ya jaminannya frekuensi. Makanya banyak pendanaan saya didapat dari bank luar,” ujarnya.

Bisa dibilang, Erick menjadi pengusaha nasional yang berhasil dalam industri olahraga dunia. Membeli saham tim basket NBA Philadelphia 76ers, hingga setia duduk manis di kuris VIP Stadion Giuseppe Meazza, ketika  membeli 70% saham F.C. Internazionale Milano [kemudian dibeli investor China, Suning Commerce Group], menjadi bukti keseriusannya menekuni industri ini.

Setelah membeli saham Inter Milan, Erick juga melakukan perubahan besar dalam manajemen Si Biru Hitam, dengan mengambilnya beberapa ahli manajemen dari Manchester United.  Perbaikan kinerja, terbukti mencuri minat perusahan retail besar asal China, Suning Commerce Group untuk memiliki Inter Milan.

Setelah dibilang untung mengelola sebuah klub olahraga, Erick pun berkomentar terkait dengan adanya keinginan untuk mengakuisisi klub olahraga lain. Jawaban singkat, dengan tawa mengembang diberikannya.

“Aduh nanti dulu deh, haha,” katanya.

Erick menceritakan pilihannya untuk berbisnis disektor ini sempat ditentang keluarga, sehingga penerus bisnis ayahnya Teddy Thohir dipimpin oleh kakaknya, Garibaldi Thohir. “Saya tetap jadi komisaris, tapi kewenangan untuk memutuskan kebijakan dihilangkan. Dan akhirnya saya fokus ke media dan olahraga.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini