EKONOMI CHINA: Pasar Komoditas Melemah, Indeks Harga Produsen April Melambat

Bisnis.com,10 Mei 2017, 11:37 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Bursa China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan harga produsen China melambat lebih dari yang diperkirakan pada April. Hal ini menambah tanda-tanda potensi berkurangnya reflasi global yang dipicu oleh negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Menurut laporan Biro Statistik Nasional (NBS) China, seperti dilansir Bloomberg (Rabu, 10/5/2017), indeks harga produsen (producer price index/PPI) naik 6,4% pada April dibandingkan dengan setahun sebelumnya.

Angka tersebut lebih rendah dari prediksi dalam survey Bloomberg sebesar 6,7% serta pencapaian pada Maret dengan penguatan 7,6%.

Secara bulanan, harga produsen turun 0,4%, penurunan pertama sejak Juni.

Komoditas global melemah ke level terendah dalam lima bulan pekan lalu, hampir menghapus kenaikan yang dialami sejak terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

Penurunan ini dipimpin oleh logam industri dan minyak, dua sektor yang memicu kenaikan harga bahan baku awal tahun ini seiring pandangan bahwa pertumbuhan global yang lebih cepat akan mendorong permintaan.

Di sisi lain, indeks harga konsumen pada April menanjak 1,2% dibandingkan dengan penguatan sebesar 0,9% pada bulan sebelumnya.

Harga konsumen naik akibat inflasi non-makanan, seiring menguatnya tarif tiket pesawat dan hotel selama liburan Qingming festival pada awal April dan hari Buruh pada akhir bulan lalu.

“PPI telah mencapai puncaknya di China dan sedang dalam perjalanan turun lebih jauh dari titik saat ini,” kata Shen Jianguang, kepala ekonom Asia dari Mizuho Securities Asia Ltd di Hong Kong.

Menurutnya, tindakan keras terhadap perbankan bayangan serta kebijakan pengetatan perumahan akan memperlambat investasi. Sementara itu, penurunan dalam harga komoditas global akan membantu China menahan tekanan harga.

“Angka PPI yang lebih rendah memiliki dua sisi. Hal ini berdampak negatif terhadap laba perusahaan namun membantu menurunkan kekhawatiran stagflasi yang dialami pasar pada awal tahun ini. Setidaknya tidak ada kebutuhan untuk melakukan pengetatan dari sudut pandang inflasi,” ujar Ding Shuang, kepala ekonom China dari Standard Chartered Plc. di Hong Kong.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini