Menag: Semua Pesantren Cinta NKRI!

Bisnis.com,18 Mei 2017, 22:04 WIB
Penulis: Thomas Mola
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan pendapatnya saat rapat kerja dengan Komite III DPD di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (27/2)./Antara-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan tidak ada pesantren yang tidak cinta kepada tanah airnya, NKRI. Menurutnya, kalau ada lembaga pendidikan Islam yang ekstrem pasti itu bukan pesantren.

"Jadi kita mesti jelas dulu, apa yang dimaksud dengan pesantren itu," ujanya dalam keterangan resmi, Kamis (18/5/2017).

Menurut Lukman pesantren mempunyai tradisi dan sejarah panjang di Indonesia. Pesantren bahkan sudah ada sebelum NKRI merdeka.

"Ajaran prinsip yang diterapkan di pesantren bahwa Tanah Air adalah tempat mengimplementasikan nilai-nilai agama. Kalau kita tidak cinta dan tidak menjaga Tanah Air ini, tidak ada tempat menerapkan nilai-nilai agama. Padahal menerapkan nilai-nilai agama merupakan kewajiban. Maka, menjaga Tanah Air merupakan kebajikan juga," kata Menag.

Lukman menegaskan ajaran ekstrim jelas bertolak belakang dengan nilai-nilai pokok yang diajarkan pesantren. Dia menambahkan terdapat tiga hal yang diajarkan di pesantren. Pertama, nilai-nilai Islam yang menebarkan kedamanian, kasih sayang sebagai esensi Islam.

"Islam itu asal katanya salam yang berarti kedamaian. Jadi nilai-nilai Islam menjunjung tinggi harkat martabat," tegasnya.

Kedua, pesantren tidak mengklaim, memonopoli kebenaran. Pesantren tidak mengajarkan santrinya untuk merasa hanya dirinyalah yang paling benar.

"Santri sadar betul dengan kerendahan hatinya, dengan keterbatasan pada dirinya, maka kebenaran itu juga ada di mana mana," ucap Menag.

Ketiga, semua pondok pesantren mengajarkan cinta tanah air. Dia menegaskan Kementerian Agama terus menggalakkan kegiatan untuk terus menumbuhkan dan meneguhkan kecintaan kepada NKRI. Hal itu antara lain dilakukan melalui kegiatan upacara bendera, pramuka, dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini