JFX Targetkan 22 Learning Center Pada 2017

Bisnis.com,22 Mei 2017, 18:50 WIB
Penulis: Hafiyyan
Karyawan mengamati Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), di galeri Bursa Bejangka Komoditi , Jakarta, Senin (15/5)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Jakarta Future Exchange (JFX) menargetkan pembukaan Futures Trading Learning Center (FTLC) di sejumlah kampus mencapai 22 lokasi pada 2017.

FTLC adalah wadah kerjasama antara industri, kampus, dan Self Regulatory Organization(SRO) yang berperan memberikan pembekalan edukasi perihal industri Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) kepada kalangan civitas akademika. Saat ini, JFX telah membentuk 19 FTLC yang tersebar di seluruh nusantara.

Direktur Utama JFX Stephanus Paulus Lumintang menyampaikan sebelumnya sarana edukasi FTLC bernama JFX Center. Program yang menyasar entitas kampus ini sudah berlangsung sejak 2012.

"Kami menargetkan jumlah FTLC pada 2017 mencapai 22 dari saat ini 19 lokasi," ujarnya dalam acara peresmian Future Trading Learning Center (FTLC) di Universitas Kristen Indonesia, belum lama ini .

Kerjasama di Fakultas Ekonomi (FE) UKI kali ini merupakan kelanjutan dan peremajaan dari wadah sebelumnya, yakni bernama JFX Center. Sejumlah pemangku kepentingan yang hadir dalam acara ialah Kepala Bappebti Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi, Rektor UKI Maruarar Siahaan, Dekan FE UKI Suzanne Josephine Tobing, Direktur Utama PT KBI Tris Sudarto, dan Direktur Utama Kresna Investa Futures Rita Sagita.

Maruar mengatakan invetasi di dalam PBK merupakan suatu keilmuan baru bagi masyarakat UKI. Oleh karena itu, dia berharap FTLC dapat menjadi sarana belajar dan mengenalkan salah satu instrumen investasi.

Dalam sambutannya, Kepala Bappebti Bachrul Chairi menyampaikan sebenarnya pelajaran dasar dalam jurusan ekonomi di kampus cukup menjadi bekal bagi mahasiswa untuk melakukan investasi di PBK. Harapannya, FTLC dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai sarana edukasi.

"Semua pelajaran di FE dalam PBK digabungkan sekaligus untuk prediksi harga. Ada perhitungan soal kondisi suplai dan permintaan, serta faktor makro. Kemudian berbicara statistik mengenai peluang harga naik atau turun," paparnya.

Dia menambahkan, subjek PBK juga dapat masuk ke dalam kurikulum FE UKI. Hal ini bertujuan memajukan dunia pendidikan sekaligus calon pelaku usaha industri PBK di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini