Mudik Lebaran: Penumpang Darat & ASDP Turun

Bisnis.com,23 Mei 2017, 16:18 WIB
Penulis: Wisnu Wage Pamungkas
Kendaraan memadati ruas jalur di sepanjang Jalan Raya Nagreg saat puncak arus mudik Lebaran tahun lalu di Kabupaten Bandung, Jawa Barat/Antara

Bisnis.com, BANDUNG - Dinas Perhubungan Jawa Barat memprediksi ada penurunan tajam jumlah penumpang angkutan bus juga angkutan sungai danau dan penyeberangan (ASDP) saat mudik Lebaran 2017.

Kepala Dinas Perhubungan Jabar Dedi Taufik mengatakan dalam 2 tahun terakhir penurunan penumpang dua jenis moda ini terus terjadi.

Pada 2016 angkutan bus hanya bisa mengangkut 1,167 juta penumpang, dan ASDP 18.887 orang. “Tahun ini angkutan jalan dan ASDP diprediksi turun lagi,” katanya kepada Bisnis pada Selasa (23/5/2017).

Dari hitungan Dishub Jabar untuk armada bus di 10 terminal utama bakal turun sebesar 7% atau hanya akan meraih 1,086 juta penumpang. Sementara untuk ASDP kemungkinan hanya akan mampu mengangkut 16.000 orang atau turun sampai 15% dibandingkan dengan 2016. Untuk ASDP diambil dari enam lokasi penyeberangan.”

Dishub bersama pengusaha Organda sudah menyiapkan armada jalan raya baik antarkota dalam provinsi ataupun antarkota antarprovinsi sebanyak 5.072 bus dengan total kursi 233.168. Sementara untuk ASDP ada 1.213 kapal kurang dari 7 gros ton. Kursi yang disiapkan ASDP sebanyak 114.556.

Lonjakan tajam justru dinikmati maskapai udara yang pada mudik Lebaran 2017 mendatang sudah menyiapkan 90 pesawat per hari di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, dan Nusawiru, Pangandaran. Jumlah kursi yang disiapkan sebanyak 9.773, namun dia memprediksi penumpang mencapai 205.046 atau ada kenaikan sampai 14% dibandingkan dengan 2016 yang hanya mengangkut 179.000 penumpang.

Meski ada penurunan di angkutan jalan raya dan ASDP, Dishub Jabar tetap memantau pergerakan dan di 10 terminal yang menjadi kewenangan provinsi.

Dedi memastikan akan ada pemantauan tarif di terminal dan pool pemberangkatan. “Kami juga koordinasi kesiapan angkutan dengan seluruh bandara, terminal, dan stasiun kereta.”

Di sisi lain, pihaknya pun masih menunggu keputusan pemerintah pusat terkait pemberlakukan kendaraan bernomor polisi ganjil dan genap pada musim mudik nanti. Pemerintahan pusat tengah membahasnya. Jika jadi diberlakukan, bakal ada waktu yang khusus untuk kendaraan bernomor ganjil dan genap secara berbeda.

"Kami juga akan mengajukan pelarangan kendaraan barang pada H-7 hingga H+7 meski pemerintah (pusat) mengajukan H-4 hingga H+4 untuk barang kecuali sembako, migas, BBM, susu, dan ternak. H-7 dan H+7 itu sudah kami evaluasi," ujar Dedi.

Secara terpisah, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jabar M. Guntoro menuturkan secara bertahap pihaknya sudah menggelontorkan biaya pemeliharaan jalan di Jabar termasuk jalan yang biasa dilalui pemudik‎.

Untuk kesiapan jalur mudik, pihaknya memiliki kewenangan memelihara jalan sepanjang 40 km yang tersebar di wilayah utara, selatan, barat dan timur Jabar. “Itu totalnya 40 km dipelihara seluruh Jabar sudah berjalan. Yang bolong-bolongnya kami perbaiki termasuk jalur yang pernah tertimbun longsor."

Guntoro mengatakan pihaknya sudah memeriksa jalur-jalur yang pernah tertimbun longsor seperti di daerah Pangalengan, Kabupaten Bandung serta di daerah Cirebon. Adapun dana yang dikucurkan untuk pemeliharaan yaitu Rp 35 juta/km/tahunnya. "Pemeliharaan jalan merupakan kewajiban kami dan ini kami lakukan hingga Desember nanti."

Sekda Jabar Iwa Karniwa juga memastikan tiga jalan tol yang tengah dibangun dipastikan tidak bisa digunakan sementara untuk jalur mudik.

Hasil laporan dan pantauan di lapangan, tol tersebut yakni Soreang-Pasirkoja (Soroja), Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). “Soroja meleset, Seksi I Bocimi baru 36%, seksi II Cisumdawu ada konsentrasi pembangunan terowongan,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini