PERJANJIAN IA-CEPA: RI & Australia Implementasikan 3 Proyek Percontohan

Bisnis.com,25 Mei 2017, 13:35 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Ilustrasi./.Antara-Didik Suhartono

Bisnis.com, JAKARTA — Tiga dari sembilan early outcomes perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) siap diimplementasikan.

Wakil Ketua Perunding Indonesia untuk IA-CEPA Ni Made Ayu Marthini mengungkapkan ada sembilan early outcomes yang akan dibahas dalam putaran ke-7 perundingan antara Indonesia dan Australia. Namun, dari keseluruhan, ada kerja sama yang siap diimplementasikan tanpa harus menunggu ratifikasi perjanjian.

Ketiga early outcomes tersebut, sambungnya, antara lain kerja sama di bidang standar obat dan makanan, produk herbal, dan pemetaan standar. Adapun untuk bidang dan fesyen telah dimulai sejak awal 2017.

“Early outcomes merupakan salah satu ciri khas dari IA-CEPA yang tidak dimiliki CEPA lainnya. Keputusan ini dapat diimplementasikan langsung tanpa harus menunggu selesainya perundingan lain di dalam perjanjian ini," ungkap Made dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Rabu (24/5/17) malam.

Sembilan early outcomes yang dibahas oleh Indonesia dan Australia antara lain kerja sama dibidang pertukaran tenaga terampil, kemitraan bidang ketahan pangan di sektor daging dan sapi, jasa keuangan, rekomendasi grup bisnis, vokasional, fesyen dan desain perhiasan, inovasi makanan, standar obat dan makanan, produk herbal, dan pemetaan standar.

Perundingan putaran ke-7 akan berlangsung di Jakarta pada 22—26 Mei 2017. Isu utama yang akan dibahas antara lain ketentuan asal barang, prosedur kepabeanan, fasilitasi perdagangan, perdagangan jasa, investasi, perdagangan elektronik, persaingan usaha, dan ketentuan kerangka kelembagaan.

Hari ini (25/5/17), dijadwalkan akan berlangsung sesi konsultasi resmi dengan para anggota Indonesia-Australia Business Partnership Group (IA-BPG).

Pimpinan Delegasi Indonesia untuk IA-CEPA Deddy Saleh mengatakan kedua negara akan mengintensifkan pertemuan untuk mempercepat perundingan. Hal itu dilakukan baik secara langsung maupun melalui komunikasi korespondensi.

“Kedua negara harus berupaya mencari jalan tengah yang berprinsip saling menguntungkan,” kata Deddy.

Dia menambahkan proses perundingan harus dipercepat mengingat tenggat waktu yang diberikan oleh kedua kepala negara semakin dekat. Perundingan IA-CEPA ditargetkan selesai pada 2017.

Seperti diketahui, peluncuran perundingan tersebut dilakukan pada 2 November 2010. Proses sempat terhenti pada 2011—2015 sehingga dilakukan reaktivasi pada Maret 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini