Bank Mandiri Region 2 Masih Beri Porsi Besar Untuk Perkebunan

Bisnis.com,26 Mei 2017, 14:41 WIB
Penulis: Dinda Wulandari
Layanan nasabah di kantor cabang PT Bank Mandiri/JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, PALEMBANG - Bank Mandiri Region 2 beri porsi besar pembiayaan pada sektor sawit yakni 17% dari total kredit yang diberikan bank mandiri di wilayah tersebut.

Adapun Region 2 meliputi Sumbagsel mulai dari, Sumsel, Babel, Bengkulu, Jambi dan Lampung.

Regional CEO Region II Bank Mandiri, Aribowo, mengatakan secara persentase ini merupakan sektor tertinggi yang disalurkan pihaknya di daerah tersebut dengan rasio NPL di bawah 1%.

"Kami masih sangat optimistis pada perkembangan kredit di sektor perkebunan. Buktinya pada tahun 2016, di tengah fluktuasi harga komoditas, pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) Sumsel tetap tumbuh di atas rata-rata PDRB nasional,"katanya dalam acara FGD yang diselenggarakan Forum Jurnalis Peduli Bisnis Kreatif dengan tema Menggali potensi dan strategi pengembangan sektor perkebunan dan industri kelapa Sawit dan karet Sumsel, baru-baru ini.

Aribowo menambahkan, untuk Wilayah Sumsel sendiri pada tahun 2016, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sebesar Rp14,1 triliun, dengan komposisi terbesar ada di sektor pertanian, kehutanan & perikanan. Dari sana sekitar 34% untuk sub sektor perkebunan yakni Sawit.

Ia menilai pada tahun 2017 dengan melihat pembangunan-pembangunan yang luar biasa cepat, dilakukan oleh pemerintah daerah Sumsel untuk menyambut Asian Games 2018, perekonomian daerah itu bakal terus tumbuh.

"Mulai dari pembangunan LRT, Jembatan Musi IV, dan sebagainya. Pembangunan tersebut, selain digunakan sebagai sarana penunjang Asian Games, juga diharapkan mampu membantu peningkatan perekonomian masyarakat," katanya.

Ketua GAPKI Sumsel, Harry Hartanto menjelaskan, kelapa sawit memiliki banyak manfaat untuk industri hilir.

Menurut Harry, produksi kelapa sawit Indonesia sampai tiga bulan terakhir mengalami fluktuasi. Pada Januari produksi sebanyak 2,8 juta ton, selanjutnya Februari 2,6 juta ton, dan Maret 2,9 juta ton.

Wakil Sekretaris Gapkindo Sumsel, Nurahmadi dalam diskusi menyampaikan, produktivitas petani karet masih di bawah 1 ton per hektare (0,7-0,8 ton). Rata-rata kebun yang dimiliki petani 1-3 hektare.

Persoalan tidak hanya disitu, kualitas karet juga masih rendah. Sebab selama ini masih banyak petani mencampur berbagai bahan, seperti kayu dan ampas kelapa.

Terlepas dari semua persoalan itu, Nur melihat masih banyak peluang pada sektor ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bunga Citra Arum Nursyifani
Terkini