BURSA EROPA: Komentar Renzi Tekan Saham Bank Italia, Indeks Stoxx Ditutup di Zona Merah

Bisnis.com,30 Mei 2017, 06:57 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa kembali berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin, sementara saham bank-bank Italia turun bersama obligasi negara tersebut menyusul komentar mantan pemimpin Partai Demokrat Matteo Renzi yang meningkatkan ekspektasi kemungkinan pemilu dini.

Indeks Stoxx Europe 600 ditutup turun tipis 0,03% atau 0,10 poin ke posisi 391,25 pada perdagangan Senin (29/5), setelah dibuka positif di posisi 391,66.

Sementara itu, indeks FTSE MIB Italia turun 2%, penurunan terbesar dalam hampir dua pekan, dengan saham UniCredit SpA anjlok 4,3% dan Banco BPM SpA merosot 3,9%.

Secara keseluruhan, perdagangan di seluruh Eropa tergolong sepi seiring tiadanya perdagangan di Inggris dan Amerika Serikat (AS) untuk hari libur.

Dikutip dari Bloomberg Selasa (30/5/2017), Renzi mengatakan kepada media lokal Il Messaggero bahwa pemungutan suara di musim gugur yang digelar bersamaan dengan Jerman akan mengurangi ketidakpastian pasar tentang Italia. Apabila menunggu hingga agenda pemilu di Jerman selesai, maka hanya akan meningkatkan pengawasan pasar terhadap Italia.

Secara terpisah, sejumlah surat kabar Italia melaporkan bahwa partai-partai politik terbesar mungkin akan berkumpul dalam sistem proporsional dengan ambang batas 5% untuk partai-partai kecil, serupa dengan undang-undang pemilu Jerman.

Saham pemilik British Airways, IAG, turun 2,8% pada perdagangan Spanyol di saat maskapai tersebut berupaya untuk pulih dari kegagalan teknologi masif yang mengganggu ratusan penerbangan. IAG menjadi penekan terbesar pada indeks acuan Spanyol IBEX 35, yang turun 0,2%.

Saham maskapai penerbangan Eropa lainnya juga mendapat tekanan pada perdagangan kemarin.

Sekretaris Keamanan Dalam Negeri AS John Kelly mengatakan bahwa dia mungkin dapat melarang adanya komputer laptop di dalam kabin semua penerbangan internasional menuju dan keluar dari AS di tengah ancaman terorisme yang terus berlanjut, namun keputusan final atas hal itu belum diambil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini