Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Harda Internasional Tbk. ingin naik kelas menjadi kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) II dengan permodalan inti sebesar Rp1 triliun - Rp5 triliun, pada tahun depan.
Direktur Bank Harda Internasional Barlian Halim mengatakan untuk mencapai target itu, perseroan mengandalkan komitmen penambahan modal dari pemegang saham lewat mekanisme penawaran saham terbatas atau rights issue.
Per Maret lalu, modal inti Bank Harda tercatat senilai Rp393 miliar. Pada semester II tahun ini, emiten bersandi saham BBHI tersebut akan melakukan rights issue dengan membidik perolehan dana senilai Rp100 miliar.
"Dengan penambahan rights issue, modal kami hampir Rp500 miliar, jadi diharapkan pada 2018 bisa menjadi BUKU II. So far pemegang saham masih berkomitmen [menambah Rp500 miliar sampai tahun depan]," jelasnya usai menggelar Public Expose di Jakarta, Senin (5/6).
Lebih lanjut, dia berujar penguatan permodalan menjadi mutlak diperlukan untuk mendukung rencana ekspansi perseroan.
Menurut Barlian, dengan naik kelas menjadi BUKU II, arah pengembangan produk Bank Harda akan lebih strategis, salah satunya mencakup internet banking.
"Dengan kemajuan teknologi sekarang susah dielakkan untuk tidak ke BUKU II, karena itu berpengaruh terhadap ekspansi kami. Dengan penggunaan teknologi dan internet banking, akan jadi jauh lebih efisien dan efektif," jelasnya.
Terkait dengan kinerja pada tahun ini, perseroan membidik penyaluran kredit dapat tumbuh dua digit hingga 20% dari realisasi tahun lalu yang mencapai Rp1,39 triliun. Portofolio kreditnya disumbang sektor yang bervariasi, mulai dari perdagangan, industri pengolahan, real estate, hingga konsumsi.
Di sisi lain, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang per Maret lalu mencapai 23,68% akan dijaga untuk terus di atas 20% dan rasio intermediasi atau loan to deposit ratio dipertahankan di atas 94%.
Dalam kesempatan sebelumnya, Barlian menyebutkan kenaikan laba yang dibidik hingga akhir tahun ini sebesar 114,2% menjadi Rp15 miliar.
Sementara itu, capaian laba bersih BBHI pada tahun lalu sebesar Rp7,1 miliar, naik 115,41% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan net interest margin 5,41% atau tumbuh 0,34%.
"Kami terus menerapkan prinsip kehati-hatian. Dengan adanya ekspansi kredit, economic scale kami akan menjadi lebih bagus dan fixed cost kami jadi lebih kecil," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel