Pelabuhan Kuala Tanjung Bakal Libatkan Operator Sekaligus Investor Asal Belanda

Bisnis.com,05 Jun 2017, 18:46 WIB
Penulis: Puput Ady Sukarno
Kuala Tanjung/bumn.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan memastikan bahwa pembangunan dan pengelolaan Pelabuhan Kuala Tanjung Tahap II bakal melibatkan salah satu operator pelabuhan ternama di Eropa, Port of Rotterdam.

Kepastian keterlibatan Port of Rotterdam tersebut disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kantor Kementerian Perhubungan, Senin (5/6). Pihaknya mengaku sudah mendapatkan surat kepastian dari Port of Rotterdam yang menyatakan bahwa mereka memastikan akan turut mengelola, sekaligus bakal menjadi investor Pelabuhan Kuala Tanjung Tahap II.

"Port of Rotterdam sudah kirim surat ke kita tentang kesanggupannya untuk mengelola. Selain itu mereka juga akan investasi di Pelabuhan Kuala Tanjung," ujarnya, seusai Acara Serah Terima Proyek Peningkatan Sistem Lalu Lintas Kapal (Vessel Traffic System/ VTS) di Kemenhub, Senin (5/6).

Pihaknya berharap dengan keterlibatan Port of Rotterdam dalam pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung menuju pelabuhan hub internasional tersebut dapat meningkatkan konektivitas dengan sejumlah negara di Eropa lainnya.

Namun demikian, pihaknya tetap membuka peluang seluas-luasnya bagi para calon investor dari sejumlah negara lainnya untuk turut berinvestasi dalam pengembangan Pendidikan Kuala Tanjung tersebut, misalkan Timur Tengah dan Asia lainnya.

"Di Kuala Tanjung ini kan besar, di sana selain pelabuhan juga ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan lain sebagainya yang bisa digarap para investor. Saat ini selain Port of Rotterdam, yang serius juga ada dari China dan Dubai," ujarnya.

Budi Karya menyatakan sudah melakukan pembicaraan dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan sepakat bahwa Pelabuhan Kuala Tanjung akan dijadikan model pelabuhan yang maju dengan bentuk sistem kepabeanan dan teknologi pengangkutan yang canggih sehingga semakin meningkatkan daya saing dengan negara lain.

"Jadi tidak saja penduduknya banyak, barang yang banyak, captive market yang besar, tetapi secara teknologi dan sistem kepabeanan juga harus lebih baik berkelas dunia," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini