GEOPOLITIK QATAR, Kemenag: 100 Jamaah Umrah Dicarikan Maskapai Pengganti

Bisnis.com,06 Jun 2017, 18:27 WIB
Penulis: Annisa Margrit
Qatar Airways./.bgr.com

Bisnis.com, JAKARTA—Tujuh negara memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, Kementerian Agama pun angkat bicara, terutama terkait perjalanan umrah.

Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenag Mastuki mengatakan pengaruh pemutusan hubungan itu hanya sementara.

"Sampai hari ini, Qatar Airways masih bisa digunakan untuk membawa jamaah umrah kita pulang ke Indonesia dari Arab Saudi. Tetapi, setelah itu akan ada perubahan maskapai," terang dia kepada Bisnis, Selasa (6/6/2017).

Dikemukakan terdapat sekitar 200 jamaah umrah asal Indonesia yang sedang berada Arab Saudi. Dari jumlah itu, sebanyak 100 jamaah di antaranya dijadwalkan untuk kembali ke Tanah Air menggunakan Qatar Airways. Adapun 100 jamaah lainnya tengah dicarikan maskapai pengganti.

Dia menerangkan pengalihan maskapai menjadi tanggung jawab masing-masing penyelenggara umrah.

Kemenag terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk membantu memfasilitasi penyelenggara umrah mengatasi situasi ini. 

Seperti diketahui, setelah Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dalam sebuah langkah terkoordinasi pada Senin (5/6/2017) pagi.

 Langkah serupa juga diikuti oleh tiga negara lainnya yakni Yaman, Libya dan Maladewa.

 Qatar dalam hal ini dituding memberikan dukungan terhadap kelompok-kelompok teroris yang bertujuan mengacaukan kawasan tersebut, seperti Ikhwanul Muslimin, ISIS dan Al-Qaeda. Qatar juga dituding cenderung berkiblat kepada Iran yang dikuasai oleh kelompok Syiah.

 Ketujuh negara itupun memutuskan untuk menutup akses darat, laut dan udara ke Qatar Menanggapi kebijakan itu Pemerintah Qatar menuding keputusan negara-negara tersebut tak beralasan.

 Kebijakan isolasi tersebut dinilai telah merampas kedaulatan bangsa dan menghancurkan perekonomian negara yang memiliki kekayaan nasional senilai US$335 miliar yang ditempatkan di Barclays Plc dan Credit Suisse Group.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini