SMDR Luncurkan Kapal Pesanan Kemenhub

Bisnis.com,07 Jun 2017, 16:35 WIB
Penulis: Emanuel B. Caesario

Bisnis.com, JAKARTA—PT Samudera Indonesia Tbk. melalui anak perusahaannya yakni PT Yasa Wahana Tirta Samudera atau Samudera Shipyard telah meluncurkan Kapal Perintis Tipe 1.200 GT pesanan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan yang diberi nama Sabuk Nusantara 106.

Samudera Shipyard merupakan lini bisnis di Samudera Indonesia yang bergerak di bidang galangan kapal. Sebelumnya, pada 3 November 2015, Samudera Shipyard telah mendapatkan kontrak untuk membangun dua unit kapal perintis Tipe 1.200 GT.

Pembangunan kapal ini merupakan perwujudan dari program tol laut pemerintah. Kapal perintis ini nantinya digunakan untuk menghubungkan daerah yang tidak mampu dijangkau oleh kapal-kapal besar.

Waktu pembangunan kapal yang ditetapkan oleh pemerintah adalah selama 24 bulan. Kapal Perintis Tipe 1.200 GT ini memiliki panjang ± 62,8 meter, lebar ± 12 meter, kecepatan 12 knot, dan kapasitas penumpang 400 orang dan barang 100 ton.

Musthofa, Direktur Pengelola Samudera Shipyard, mengatakan bahwa Sabuk Nusantara 106 direncanakan diserahterimakan bulan Agustus 2017. Sementara itu, satu unit kapal lainnya yang diberi nama Sabuk Nusantara 98 rencananya akan diluncurkan akhir bulan Juli dan diserahterimakan pada September 2017.

“Dengan diluncurkannya kapal ini kami berharap antara satu pulau dengan pulau yang lain dapat lebih terkoneksi. Selain itu, harapannya disparitas harga terutama untuk bahan pokok tidak terlalu jauh antara di Jawa dengan pulau-pulau terpencil,” ungkapnya melalui siaran pers, Rabu (7/6/2017).

Musthofa mengatakan, karakter Indonesia yang adalah negara kepulauan menyebabkan kebutuhan kapal di menjadi tinggi. Berdasarkan program pemerintah, masih ada 400 kapal lagi yang belum dibangun.

“Kami berharap program ini berjalan sesuai dengan rencana dan anggaran yang telah dibuat. Dengan adanya pembangunan kapal, industri pendukung misalnya industri komponen bisa tumbuh sehingga akan mengurangi ketergantungan impor,” tambahnya lagi.

Kendala industri galangan kapal di Indonesia saat ini adalah banyak suku cadang yang masih harus diimpor. Selain harganya mahal, proses administrasi impor juga membutuhkan waktu yang tidak singkat sehingga dapat berpengaruh pada lama pengerjaan pembangunan kapal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini