Bulog Sumbar Salurkan 10 Ton Bawang Putih untuk Stabilitas Harga Pangan

Bisnis.com,12 Jun 2017, 16:59 WIB
Penulis: Heri Faisal
Pekerja menata tumpukan bawang putih saat operasi pasar bawang putih di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (2/6)./Antara-R. Rekotomo

Bisnis.com, PADANG — Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) akan menyebar 10 ton bawang putih di Sumatra Barat guna menstabilkan harga komoditas tersebut selama Ramadan dan Lebaran tahun ini.

Kepala Perum Bulog Divre Sumbar Benhur Ngkaimi mengatakan perseroan segera menyalurkan ke pasar untuk mengatasi kenaikan harga bawang putih yang terjadi sejak awal Ramadan.

“[Bawang putih] sudah masuk gudang. Jadi segera disalurkan ke pasar supaya harga menjadi stabil,” katanya, Minggu (11/6/2017).

Menurutnya, jumlah sebanyak itu dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat terhadap komoditi bawang putih selama menjelang akhir Ramadan dan Lebaran.

Dia menyebutkan penyaluran akan dilakukan melalui program gerakan stabilitas pangan (GSP) dan rumah pangan kita (RPK) yang tersebar di daerah itu sebagai mitra Bulog.

Benhur mengharapkan dengan masuknya pasokan bawang tersebut, maka harga komoditi itu di Sumbar lebih murah, dan maksimal sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp38.000 per kilogram.

Sebelumnya, harga bawang putih di awal Ramadan sempat menembus Rp60.000 per kilogram di daerah itu. Namun, perlahan turun di kisaran Rp40.000 hingga Rp48.000 per kilogram saat ini.

“Sekarang sudah turun. Karena sudah masuk pasokan. Kemarin [awal Ramadan] sempat Rp60.000 per kilogram,” kata Randi, salah satu pedagang di Pasar Raya Padang.

STOK

Selain untuk bawang putih, Benhur mengatakan pasokan komoditas pokok di Sumbar mencukupi selama Ramadan dan Lebaran. Terutama untuk komoditi beras, gula, minyak goreng, bawang merah, dan cabai merah.

Bahkan harga cabai dan bawang mengalami kejatuhan sejak dua pekan terakhir. Bawang merah misalnya, dijual eceran di harga Rp15.000 hingga Rp20.000 per kilogram.

Begitu juga dengan komoditas cabai merah lokal bahkan dijual dengan harga Rp10.000 per kilogram sejak pekan ini.

Sementara itu, Bank Indonesia Sumbar memperkirakan laju inflasi sepanjang bulan ini tidak akan meningkat signifikan asal pemda mampu menjamin ketersediaan komoditas pokok yang kerap menjadi penyebab inflasi.

“Saya kira naiknya tidak signifikan. Semoga saja. Secara tahunan juga lebih terkendali, karena beberapa bulan terakhir kita sudah punya tabungan [deflasi],” kata Puji Atmoko, Kepala Perwakilan BI Sumbar.

BI mengingatkan, meski sepanjang Ramadan ini, tekanan dari kelompok bahan makanan menurun, tidak menutup kemungkinan inflasi bisa terkeret karena harga tiket pesawat yang masih tinggi.

Begitu juga pascalebaran, laju inflasi berpotensi meningkat karena periode libur sekolah dan tahun ajaran baru, yang mendorong peningkatan belanja masyarakat untuk kebutuhan sekolah.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini