LAN: Reformasi Birokrasi Indonesia Seperti Komidi Putar

Bisnis.com,14 Jun 2017, 18:07 WIB
Penulis: Kurniawan A. Wicaksono
Ilustrasi birokrasi di Indonesia/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Administrasi Negara menilai reformasi birokrasi di Indonesia saat ini seperti komedi putar.

Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto mengatakan reformasi birokrasi belum berdampak banyak bagi masyarakat. Kondisi ini ditunjukkan dengan masih banyaknya praktik korupsi, suap, pungutan liar, serta tumpang tindih regulasi.

“Kita telah menghabiskan banyak energi, tenaga dan pikiran, serta anggaran. Namun, reformasi birokrasi tidak banyak bergerak. Ibaratnya komidi putar seolah berputar tapi tidak beranjak dari tempat semula,” ujarnya, seperti dikutip dari laman resmi LAN, Rabu (14/6/2017).

Menurutnya, perlu ada rencana aksi nasional yang terkait dengan reformasi birokrasi agar tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi. Terobosan yang luar biasa sangat krusial untuk menghasilkan birokrasi yang bersih dan profesional.

Adi mengatakan masih ada cara pandang terkait reformasi birokrasi yang salah kaprah karena hanya mengejar opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hal ini perlu dihilangkan karena dasar reformasi harus mencakup kemanfaatan masyarakat.

“Reformasi birokrasi bukan hanya mengejar opini WTP dari BPK yang justru memunculkan masalah pada kemudian hari. Tidak pula dengan tumpukan SOP yang menggunung tetapi tidak ada manfaat bagi masyarakat,” imbuhnya.

Saat ini, lanjut dia, LAN mendapat mandat dari Menteri PAN-RB untuk menambah jumlah penyelenggaraan Diklat Reform Leader Academy (RLA). Mandat ini diharapkan mampu membawa perubahan nyata pada lingkungan birokrasi.

Hal ini dikarenakan DIklat RLA akan disertai dengan rencana aksi nasionla yang terkait dengan reformasi birokrasi di instansi masing-masing peserta. Kondisi ini pada gilirannya akan melahirkan kader-kader reformasi birokrasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini