Bisnis.com, JAKARTA—Kepercayaan pelaku industri asuransi umum terhadap instrumen deposito dinilai semakin besar seiring meningkatnya kinerja perbankan nasional.
Nicolaus Prawiro, Vice President PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia, menilai hingga saat ini produk investasi dari perbankan itu masih menjadi pilihan utama bagi pelaku industri asuransi umum.
Tidak hanya untuk memenuhi likuiditas industri dengan kharakteristik kewajiban atau liabilitas jangka pendek, deposito perbankan, khususnya dari perbankan lokal, diyakini masih menjadi instrumen yang aman.
“Saya percaya dengan bank lokal. Sudah banyak berubah sejak awal dekade 2000-an,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (13/6/2017) malam.
Nicolaus menilai hingga saat ini rerata imbal hasil yang ditawarkan deposito perbankan berada di kisaran 5%-6%. Kisaran itu dinilai sudah memenuhi ekspektasi pelaku industri yang memiliki kebutuhan dana cepat untuk membayar klaim asuransi.
“Mau simpan [dana kelolaan] di [instrumen investasi] mana lagi yang bisa? Moody's [lembaga pemeringkat] saja semakin pede dengan perbankan Indonesia.”
Data Otoritas Jasa Keuangan tentang statistik asuransi per April 2017 menunjukkan total nilai investasi asuransi umum mencapai Rp62,05 triliun atau bertumbuh 6,03% (year-on-year/yoy).
Dari jumlah itu, sekitar 38,36% atau mencapai Rp23,80 triliun ditempatkan pada deposito berjangka dan sertifikat deposito. Nilai penempatan asuransi umum pada instrumen tersebut pun sebenarnya menurun 4,37% (yoy).
Pada Desember 2016, OJK mencatat alokasi investasi asuransi umum pada deposito berjangka dan sertifikat deposito mencapai Rp23,41 triliun. Realisasi itu berkontribusi sekitar 38,67% dari nilai total investasi industri yang tercatat sebesar Rp60,55 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel