Output Diprediksi Naik, Harga Batu Bara Ditutup Melemah

Bisnis.com,22 Jun 2017, 08:20 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Tambang batu bara./Bloomberg-Luke Sharrett

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara ditutup kembali ditutup melemah pada akhir perdagangan kemarin, Rabu (21/6/2017).

Pada perdagangan Rabu, harga batu bara untuk kontrak Januari 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup melemah 0,33% atau 0,25 poin ke posisi US$74,45/metrik ton.

Batu bara melanjutkan reli pelemahan di hari kedua setelah pada perdagangan sesi sebelumnya ditutup turun 0,20% ke level US$74,70 per metrik ton.

Seperti dilansir Bloomberg, tren kenaikan harga batu bara diperkirakan akan berakhir menyusul kekhawatiran terhadap kenaikan output serta berkurangnya permintaan.

Analis senior StormGeo AS, Hans Navik, mengatakan tingginya margin memicu tingkat output untuk pulih kembali, sehingga dapat menekan harga.

“Saya perkirakan reli harga batu bara tidak akan bertahan lama karena harga saat ini yang hampir mencapai US$80 sulit bertahan,” ujarnya, seperti dikutip Bloomberg.

Sebelumnya, harga batu bara menguat setelah China, konsumen terbesar di dunia, meningkatkan impor dan menerapkan pembatasan output batu bara di beberapa tambang lokal.

“Kecenderungan musiman dalam produksi di Indonesia yang berada di tengah musim hujan, serta perawatan rel yang ekstensif di Rusia memberikan kontribusi terhadap ketatnya pasokan yang terus mendorong harga,” ungkap Georgi Slavov, kepala penelitian di broker komoditas Marex Spectron.

Namun, ia melanjutkan, permintaan komoditas batu bara di Eropa biasanya turun signifikan pada saat musim panas. Selain itu Rusia diperkirakan meningkatkan ekspor, sehingga harga dapat turun kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini