OBAMA BERLIBUR KE BALI : Ini yang Bikin Obama Kepincut Jatiluwih

Bisnis.com,26 Jun 2017, 08:10 WIB
Penulis: JIBI
Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama (ketiga kiri) berbincang dengan keluarga saat berkunjung ke objek wisata Jatiluwih, Tabanan, Bali, Minggu (25/6). Mantan orang nomor satu di Amerika Serikat tersebut beserta keluarga berlibur di Pulau Dewata hingga 28 Juni 2017 dan dijadwalkan mengunjungi beberapa objek wisata unggulan di Bali. ANTARA FOTO/Wira Suryantala

Bisnis.com, TABANAN -- Barack Obama, mantan presiden Amerika Serikat memilih mengisi hari ketiganya di Bali dengan pergi ke Desa Jatiluwih, Tabanan. Selain ngobrol dan berfoto bersama petani, Obama juga menyempatkan diri berkunjung ke Pura Subak. Kedatangannya bertepatan dengan pelaksanaan Festival Jatiluwih.

Apa yang membuat Obama menyukai Jatiluwih? Desa wisata di Tabanan Bali ini memang istimewa dan menawan. Desa dengan yang dikenal dengan persawahan terasering Jatiluwih di Kecamatan Penebel, Tabanan Bali ini masuk dalam warisan budaya dunia yang ditetapkan UNESCO pada 2012.

Pemandangan yang selalu mengesankan di area subak di Jatiluwih adalah padi kuning berkilauan yang menghampar di sawah berundak yang dibelah oleh kelok sungai.

Pemandangan itu dilatarbelakangi tiga gunung dengan ketinggian di atas 2.000 meter: Batukaru, Sangyang, dan Poohen. Para petani yang sibuk memanen, atau sedang bercocok padi, kerap menjadi pemandangan mempesona para turis, seperti Obama.

Suasana kawasan Jatiluwih, Tabanan, Bali, yang meliputi wilayah seluas 303 hektare itu sesuai dengan arti namanya: keindahan yang sejati. Sudah lama kawasan yang berjarak sekitar 70 kilometer dari Denpasar ini dikenal sebagai daerah penghasil beras merah. Jenis beras yang, karena keunikannya, sering disebut pula sebagai beras "Dewa".

Selain jenisnya yang pulen, kadar gulanya sangat rendah, sedangkan vitamin dan mineralnya sangat tinggi.

Para petani Jatiluwih menanamnya dengan cara yang natural, warisan turun-temurun yang terus dilestarikan. Terasering yang sangat rapi sejatinya merupakan kearifan untuk membagi air secara merata bagi seluruh petak sawah.

Produksi padi beras merah dari Jatiluwih setiap tahun lebih dari 1,515 ton, dengan perhitungan 5 ton per hektare. Dari jumlah itu, yang bisa dijual keluar sekitar 711 ton, setelah dikurangi dengan kebutuhan konsumsi penduduk.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini