Moci Lan Ndopok Bareng Sudirman Said. Ini Gagasan yang Disampaikan

Bisnis.com,27 Jun 2017, 17:21 WIB
Penulis: Stefanus Arief Setiaji

Kabar24.com, JAKARTA — Kesempatan orang-orang yang jujur dan berani untuk tampil sebagai pemimpin masa depan Indonesia sangat terbuka. Kondisi ini terjadi karena masih banyak penyimpangan dan masalah di Tanah Air.

Hal tersebut disampaikan oleh Sudirman Said, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat pulang kampung ke Brebes, Jawa Tengah.

Sudirman yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Tim Sinkronisasi Anies Baswedan-Sandiaga S. Uno menuturkan bahwa Indonesia saat ini tengah tumbuh dan berkembang serta menata diri untuk menunjukan kekuatannya.

"Sebagai negara yang sedang terus tumbuh menata diri, Indonesia adalah kesempatan besar bagi pemimpin jujur, berani, dan mampu melakukan terobosan.   Semakin banyak kerumitan berupa masalah dan penyimpangan, semakin besar kesempatannya bagi orang-orang jujur dan berani untuk tampil sebagai Pemimpin," ujar Sudirman Said, Ketua Institute Harkat Negeri di Brebes, Selasa (27/6/2017). 

Sudirman menyebutkan, Produk Domestik Bruto Indonesia masih rendah, ketimpangan ekonomi lebar, infrastruktur terbatas, kesulitan hidup terjadi di mana-mana, dan korupsi merajalela. 

“Masih ada kesempatan bagi orang baik untuk memperbaiki keadaan,” kata Sudirman di acara Moci Lan Ndopok Bareng Sudirman Said di Aula SMA 1 Brebes itu. 

Moci Lan Ndopok adalah istilah tongkrong, ngopi-ngopi sambil ngobrol yang menjadi ciri khas Bahasa Banyumasan.

Sebaliknya, lanjut dia,  bagi para medioker, orang culas yang percaya pada jalan pintas, koruptor, dan para pemburu rente Indonesia adalah ladang yang makin sempit dan makin terancam.  

“Kondisi mereka terancam. Sikap terancam itu sering diwujudkan dengan membangun kesan dan keyakinan: jangan jujur, jangan lurus lurus.  Karena mereka percaya hanya hidup kalau keadaan terus kacau,” kata Sudirman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini