Ambisi Tesla Dongkrak Saham Stella Chemifa Corp

Bisnis.com,27 Jun 2017, 23:53 WIB
Penulis: Yusran Yunus

Bisnis.com, JAKARTA - Ambisi Tesla Inc., untuk memproduksi 500 ribu unit mobil listrik setiap tahunnya serta upaya Pemerintah China untuk memangkas tingkat emisi bahan bakar minyak melalui pemberlakuan produksi kendaraan tanpa emisi berdampak positif pada pertumbuhan saham Stella Chemifa Corp.

Stella tercatat sebagai satu dari sedikit produsen garam lithium ultra murni (ultra-pure lithium salt) untuk bahan baku pembuatan baterai tingkat tinggi di dunia.

Perusahaan asal Jepang tersebut mencatat kenaikan nilai saham hingga dua kali lipat atau sebesar 33% selama dua tahun terakhir setelah Elon Musk mengumumkan pada Mei lalu untuk mempercepat realisasi rencana akbarnya tersebut pada 2018 mendatang dari sebelumnya pada 2020.

Memiliki peran penting dalam sebuah kendaraan listrik, bubuk putih crystalline (lithium hexafluorophosphate) atau juga dikenal sebagai garam lithium digunakan perusahaan kimia raksasa termasuk Mitsubishi Chemical Holdings Corp untuk memproduksi elektrolit yahg merupakan komponen utama dari sebuah baterai.

Selanjutnya kumpulan elektrolit tersebut menjadi penggerak dalam jutaan sel baterai seperti yang diproduksi oleh Panasonic Corp untuk produsen otomotif seperti Toyota Motor Corp. dan Tesla.

Kenaikan berturut-turut selama 4 hari terhadap nilai saham Stella tersebut dimulai dengan lonjakan sebesar 15% pada akhir Mei lalu setelah Panasonic, yang merupakan partner dalam memproduksi baterai untuk Tesla, menyatakan bahwa bisnis otomotifnya akan mempunyai 'pesanan besar-besaran'.

Tidak berhenti sampai disitu, nilai saham Stella terus mengalami kenaikan lagi hingga 16% setelah pengumuman percepatan produksi ribuan unit mobil listrik tersebut dilakukan oleh Elon Musk.

Stella mengungkapkan bahwa kontribusi dari segmen baterai hanya mencapai 17% dari total laba tahunan yang mencapai US$268 juta. Namun, penjualan tahun fiskal lalu terhadap garam lithium mengalami erupsi tinggi hingga 79%.

"Para investor memiliki ekspektasi tinggi terhadap bisnis baterai Stella," ungkap Shoichi Arisawa, seorang analis di Iwai Cosmo Securities Co.

"Selalu ada rintangan besar untuk masuk ke dalam bisnis otomotif, jadi saat sekali produk buatan Anda diadopsi, maka berbagai kerjasama dapat berlangsung dalam jangka waktu yang sangat panjang," tambahnya.

Pendiri Stella, Hashimoto menyatakan, "Tujuan saya menjalankan bisnis ini dalam cara yang berkelanjutan dan konservatif serta mengembangkan apa yang sudah kakek serta buyut saya telah bangun."

Mantan koki yang kini memiliki saham Stella sebesar 4,1% dari total US$328 juta tersebut menjelaskan bahwa betapa mudahnya salah memprediksi pasar berdasarkan pengalamannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gajah Kusumo
Terkini