PEMINDAHAN IBU KOTA : Rektor se-Kalimantan Siap Diskusi dengan Bappenas

Bisnis.com,05 Jul 2017, 16:50 WIB
Penulis: Yanuarius Viodeogo
Palangkaraya di Kalimantan Tengah/Istimewa

Kabar24.com, PONTIANAK – Kalangan akademisi terutama para rektor perguruan tinggi negeri se-Kalimantan bakal berdiskusi dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro di Universitas Tanjungpura Pontianak terkait keseriusan pemerintah pusat memindahkan ibu kota dari Jakarta ke sejumlah provinsi di Indonesia, salah satunya di pulau Borneo ini.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untan Pontianak Prof. Eddy Suratman mengatakan, wacana kembali mencuat dalam hal pemindahan ibu kota negara semakin kuat dan perlu ditanggapi serius. Oleh karena itu para rektor ingin mendengar langsung dari Menteri PPN/Bappenas pada 11 Juli 2017.

“Saya dengar dari Kabag TU Untan, menteri akan hadir pada Selasa depan ini, kecuali kalau ada halangan. Menteri akan memberikan kuliah umum dan temanya adalah kesungguhan pemerintah memindahkan ibukota ke Kalimantan,” ucap Eddy dihubungi Bisnis, Rabu (5/7).

Eddy mengutarakan, forum diskusi tersebut menjadi sangat penting dihadiri oleh menteri untuk menjelaskan kepada khalayak luas terutama kepada para kalangan akedemisi sebagai garga terdepan rencana mempercepat realisasi pemindahan ibu kota.

Dia sangat setuju pemindahan ibu kota sudah tepat saat ini, menyusul kondisi kota DKI Jakarta yang tingkat kepadatan penduduk dan kendaraan sangat tinggi. Sementara di sisi lain, ada sejumlah daerah khususnya di Kalbar yang sangat berpotensi menjadi lokasi ibu kota negara karena sejumlah faktor.

“Kalbar paling siap, karena wilayah sangat luas, ketersediaan lahan banyak, tidak ada potensi gempa, dan hubungan waktu ke Jakarta atau provinsi lain di Jawa tidak lama,” ujarnya.

Sementara terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Pontianak Andreas Acui Simanjaya menyambut positif keinginan pempus yang hendak memindahkan ibu

kota dari Jakarta ke provinsi lain.

Dia mengusulkan Kalbar adalah pilihan tepat untuk membangun ibukota negara. Adapun, lanjutnya, terkait dengan masih belum tersedia infrastruktur dasar yang memadai. Andreas meyakini apabila ibu kota sudah ada maka infrastruktur lain menyusul.

“Dampaknya akan terasa, akan ada jalan bagus, rel kereta api, dan saya pikir 2019 sudah siap kalau ingin pindah. Semua orang akan berbondong-bondong ke daerah ini,” ucapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini