Industri Tekstil Diproyeksikan Tumbuh di Semester Kedua

Bisnis.com,09 Jul 2017, 12:13 WIB
Penulis: N. Nuriman Jayabuana
Ilustrasi kegiatan di pabrik tekstil/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menargetkan sektor industri tekstil dan produk tekstil dapat tumbuh 1,6%-1,8% pada tahun ini. Salah satu sektor industri prioritas itu tumbuh 1,2% pada 2016.

Kementerian Perindustrian mendorong peningkatan kinerja industri tekstil lantaran sektor itu berperan cukup signifikan terhadap perekonomian nasional.

Industri tekstil menyumbang devisa sebesar US$11,87 miliar atau 8,2% dari keseluruhan ekspor 2016.

Ekspor industri tekstil pada periode Januari-Mei 2017 senilai US$5,11 juta atau naik 3,4% dibanding periode yang sama pada tahun sebeiumnya.

“Untuk itu diperlukan insentif pendorong. Antara lain seperti penurunan tarif energi listrik dan gas, perlindungan pasar dalam negeri dari impor  ilegal, kemudahan akses penjualan, serta insentif ekspor,” kata Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono dalam siaran pers, Minggu (9/7/2017).

Industri tekstil selama ini cukup menopang penyerapan tenaga kerja domestik.

Industri tekstil menyerap sebanyak 2,69 juta tenaga kerja pada periode Januari-Mei 2017.

Angka itu setara dengan 17,03% dari keseluruhan tenaga kerja di sektor manufaktur.

Realisasi investasi industri tekstil dan produk tekstil mencapai Rp7,54 triliun pada 2016.

Realisasi penanaman modal asing di sektor industri tekstil pada kuartal pertama 2017 senilai US$174,51 ribu, atau naik 17,98% yoy.

Produk domestik bruto industri tekstil pada kuartal pertama 2017 senilai Rp35,98 triliun, sedikit mengalami kenaikan dibanding capaian kuartal pertama tahun lalu senilai Rp35,60 triliun.

Menurut Sigit, industri tekstil skala mikro dan kecil mengalami pertumbuhan produksi sebesar 7,96% dan 5,40%.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan potensi pasar tekstil masih terus meningkat dengan terus meningkatkan permintaan untuk rumah tangga.

Tapi, industri tekstil juga menghadapi tantangan, seperti menurunnya produktifitas lantaran usia mesin pabrikan yang relatif sudah tua.

“Upaya peremajaan mesin dan peralatan industri TPT yang selama ini kami lakukan sebenarnya telah menunjukkan perkembangan yang positif. Namun perlu dilanjutkan dengan program akselerasi peningkatan daya saing yang lebih efektif dan terintegrasi,” kata Airlangga.

Kementerian Perindustrian juga tengah menggodok regulasi untuk penyediaan insentif fikal bagi industri padat karya yang berorientasi ekspor. Rancangan beleid itu mengatur skema pemberian investment allowance bagi pabrikan.

“Pelaku usaha mendapat diskon PPh yang harus dialokasikan untuk ekspansi usaha,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini