Ini Tantangan Pengembangan BPR

Bisnis.com,10 Jul 2017, 13:36 WIB
Penulis: Ropesta Sitorus
Kasir Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menghitung uang rupiah. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan mencatat perkembangan industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada April 2017 tumbuh positif dengan total aset sebesar Rp115,2 triliun atau meningkat10,18% (yoy).

Jumlah BPR saat ini mencapai 1.621 dengan kredit yang berhasil disalurkan per April 2017 sebesar Rp110,9 triliun atau tumbuh 9,95% (yoy). Adapun jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun sebesar Rp95,5 triliun, tumbuh 9,8% (yoy).

"Terlepas dari kinerja BPR yang positif, masih terdapat sejumlah permasalahan internal yang masih harus dibenahi," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad, dalam Seminar Pengembangan Produk dan Layanan BPR serta Strategi Branding BPR, di Jakarta, Senin (10/7/2017).

Di menyebutkan contohnya antara lain, keterbatasan permodalan, tata kelola (Good Corporate Governance-GCG), kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM), biaya dana mahal yang berdampak pada suku bunga, serta produk dan layanan yang belum variatif.

"Dari sisi eksternal, tantangan yang dihadapi adalah persaingan yang semakin meningkat," ujarnya.

Saat ini segmen mikro dan kecil yang selama ini merupakan target pasar BPR juga dilayani oleh lembaga jasa keuangan lain selain bank seperti Lembaga Keuangan Mikro (LKM), Koperasi Simpan Pinjam, credit union, dan Fintech, sehingga persaingan pada sektor mikro dan kecil menjadi sangat ketat.

Dalam rangka menjawab permasalahan di industri BPR serta tantangan atas persaingan yang terjadi, OJK mendorong penguatan industri BPR melalui penerbitan rangkaian ketentuan pengaturan kelembagaan, prudential banking, teknologi informasi, manajemen risiko dan tata kelola (GCG), dan kegiatan usaha yang sesuai dengan kapasitas permodalan BPR, serta kajian pengembangan produk dan layanan serta strategi branding BPR.

Kajian yang dilakukan sejalan dengan ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan sebelumnya oleh OJK guna penguatan internal BPR. 

Kajian tersebut meliputi pengembangan produk dan layanan BPR yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat yaitu produk dan layanan BPR berbasis jasa dan teknologi informasi, pengembangan produk tabungan sesuai siklus kehidupan, generic model skim kredit di sektor produktif.

"Dari sisi bisnis, pengembangan produk dan layanan tersebut perlu didukung dengan strategi branding BPR untuk mendorong image BPR yang positif dan profesional, sehingga lebih dikenal di masyarakat dan mampu menghadapi persaingan yang ada."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini