Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri perbankan beradu strategi untuk menghimpun dana murah guna menekan biaya dana, agar bunga kredit menjadi lebih kompetitif.
Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk. Parwati Surajaudaja mengatakan, upaya meningkatkan porsi dana murah dilakukan melalui sejumlah strategi. Selain akuisisi nasabah baru, perseroan juga melakukan pengembangan produk tabungan dan giro serta meningkatkan jasa layanan untuk memenuhi kebutuhan nasabah.
“Hingga Juni 2017, total dana pihak ketiga yang dihimpun oleh perseroan tercatat tumbuh 15% secara year on year, dengankomposisi dana murah sekitar 43% dari total dana,” ujar Parwati kepada Bisnis, Rabu (12/7).
Berdasarkan laporan keuangan OCBC NISP per Mei 2017, dana simpanan berjangka alias deposito merupakan komponen terbesar dalam struktur dana pihak ketiga (DPK). Jumlah deposito yang terkumpul mencapai Rp60,37 triliun.
Sementara itu, dana giro tercatat sebesar Rp21,83 triliun, sedangkan dana tabungan jauh lebih sedikit lagi yakni Rp15,70 triliun.
Secara umum, penghimpunan dana pihak ketiga berupa dana murah meningkat cukup pesat, bahkan mencapai dua digit per April 2017 secara year on year.
Berdasarkan data Analisis Uang Beredar yang dilansir Bank Indonesia, diketahui per April tahun ini giro tumbuh paling pesat mencapai 10,7% (yoy), disusul tabungan 10,3%. Sementara itu, deposito juga meningkat tetapi hanya di kisaran 8,3%.
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual mengatakan, percepatan penghimpunan dana murah telah berlangsung sejak sekitar pertengahan tahun lalu. Kendati secara nominal masih didominasi deposito tetapi secara pertumbuhan, giro dan tabungan memimpin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel