Obligasi Negara: Investor Asing Mulai Beli Lagi

Bisnis.com,18 Jul 2017, 13:03 WIB
Penulis: Emanuel B. Caesario
Yield SUN. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Investor asing tercatat telah melakukan pembelian bersih obligasi pemerintah senilai Rp5,7 triliun pada periode 13-14 Juli 2017 yang merepresentasikan keikutsertaan mereka dalam lelang Surat Utang Negara pekan lalu.

Berdasarkan data DJPPR Kementerian Keuangan yang dikutip Selasa (18/7/2017), hasil lelang SUN pada Selasa (11/7/2017) pekan lalu senilai Rp17 triliun telah dicatatkan posisi kepemilikan Surat Berharga Negara per 13-14 Juli 2017.

Berdasarkan data tersebut, posisi kepemilikan asing hingga Jumat (14/7/2017)  telah mencapai senilai Rp761,94 triliun. Bila dibandingkan dengan posisi pada Rabu (12/7/2017) yang senilai Rp756,24 triliun, kepemilikan asing pada SBN telah meningkat Rp5,7 triliun atau 0,75%.

Secara lebih rinci, peningkatan kepemilikan tersebut terjadi pada SUN yakni senilai Rp5,88 triliun, sedangkan pada sukuk justru menurun sebesar Rp180 miliar. Hal tersebut sekaligus merepresentasikan keikutsertaan dana asing dalam hasil lelang SUN pekan lalu mencapai sekitar 34%.

Adapun, investor asing tercatat telah meninggalkan surat utang pemerintah Indonesia sepanjang awal bulan ini, kendati masih terbatas.

Bila dibandingkan posisi kepemilikan asing hingga akhir Juni yang senilai Rp770,55 triliun, investasi asing pada SBN hingga Rabu (12/7/2017) telah berkurang Rp14,31 triliun.

I Made Adi Saputra, analis obligasi MNC Sekuritas, mengatakan keluarnya investor asing tidak melulu karena aksi jual, tetapi juga karena sejumlah seri SBN yang jatuh tempo dan belum diikuti aksi investasi kembali.

Menurutnya, sinyal peningkatan kepemilikan asing dalam hasil lelang SUN pekan lalu mencerminkan sikap investor asing terhadap pasar surat utang dalam negeri kembali positif, setelah sebelumnya terganggu oleh rencana peningkatan defisit anggaran dari 2,4% menjadi 2,9% dalam RAPBN 2017 yang diumumkan awal bulan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini