Konektivitas di Papua Barat Jadi Perhatian Presiden Jokowi

Bisnis.com,19 Jul 2017, 15:54 WIB
Penulis: Rio Sandy Pradana
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Panglima TNI Jenderal (TNI) Gatot Nurmantyo (keempat kanan) dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kiri belakang) meninjau Jalur Trans Papua menggunakan motor trail sejauh 7 km di ruas jalan Wamena-Habema, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu (10/5)./Antara-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo meminta adanya percepatan peningkatan konektivitas guna menghubungkan Provinsi Papua Barat dengan wilayah lain.

Kepala Negara mengatakan tantangan yang dihadapi Papua Barat yakni membuka keterisolasian, menambah lapangan pekerjaan yang baru, pengentasan kemiskinan, hingga pembangunan yang lebih merata.

Dalam 2,5 tahun terakhir, pemerintah fokus untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan meningkatkan konektivitas menyambungkan Papua Barat dengan daerah-daerah lain di Indonesia.

"Saya minta dilakukan percepatan pembangunan pelabuhan baik di Sorong, Bintuni maupun di Kaimana, pengembangan dermaga penyeberangan di Wasior, serta pengembangan beberapa bandara," kata Presiden Jokowi dalam rapat terbatas evaluasi pelaksanaan proyek strategis nasional Papua Barat di Kantor Presiden, Rabu (19/7/2017).

Dia berpendapat konektivitas sangat diperlukan bagi Papua Barat, bukan sekadar untuk membuka daerah-daerah terisolir, tetapi untuk menekan biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk-produk lokal.

Selain itu, Presiden meminta adanya percepatan pembangunan ruas jalan strategis yang menghubungkan antar pusat pengembangan ekonomi.

Di sisi lain, lanjutnya, angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Papua Barat adalah yang kedua terendah di Indonesia. "Inilah saya kira pekerjaan-pekerjaan besar yang harus kita lakukan untuk memberikan peningkatan kesejahteraan pada rakyat di Provinsi Papua Barat."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini