Bursa Saham Asia Menguat Pagi Ini Mengekor Bursa AS

Bisnis.com,20 Jul 2017, 08:46 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
BUrsa Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah bursa saham Asia menguat pada awal sesi perdagangan hari ini (Kamis, 20/7/2017), sekaligus terus mendorong kenaikan bursa saham regional untuk 10 hari berturut-turut, setelah bursa saham Amerika Serikat (AS) berhasil mengukir rekor barunya.

Indeks Topix Jepang naik 0,1% di saat nilai tukar yen diperdagangkan di posisi 111,83 terhadap dolar AS. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,2% dan indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 0,3%.

Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 66,02 poin atau 0,31% di level 21.640,75, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 naik 13,22 poin atau 0,54% di level 2.473,83 dan Nasdaq Composite menguat 40,74 poin atau 0,64% di 6.385,04.

Ketiga indeks tersebut mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa.

Bursa saham mulai dari Tokyo hingga Seoul menanjak bersama dengan indeks MSCI All-Country World Index yang diperdagangkan di level tertingginya.

Di sisi lain, obligasi AS dilaporkan stabil selama sesi yang terbilang sepi dan pedagang mata uang menyaksikan aliran yang cenderung moderat menjelang rilis keputusan pertemuan bank sentral di Jepang dan Eropa.

Imbal hasil obligasi acuan AS merosot pekan ini bersama dengan dolar AS seiring dengan mengecilnya ekspektasi atas progres agenda Presiden AS Donald Trump yang dapat memberikan dorongan terhadap ekonomi.

Di tengah ketidakpastian fiskal, pasar telah mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga AS oleh bank sentral AS The Federal Reserve menjadi kurang dari 50% pada akhir tahun ini, meskipun sejumlah pembuat kebijakan tetap berspekulasi tentang satu kali penaikan lanjutan.

Fokus pasar saat ini tertuju pada hasil pertemuan Bank of Japan (BOJ) yang diperkirakan akan terus mempertahankan arah kebijakannya, berlawanan dengan sikap kecenderungan hawkish dari bank sentral lainnya.

Sementara iru, European Central Bank (ECB) juga diperkirakan akan mempertahankan kebijakannya. ECB dikabarkan telah mencermati opsi untuk pembelian aset sehingga menambah spekulasi bahwa Gubernur Mario Draghi akan mengakui saatnya untuk menyesuaikan program pembelian obligasi seiring meningkatnya pemulihan ekonomi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini