Elektrifikasi 13.000 Desa, Kemendes PDTT Gandeng GE

Bisnis.com,24 Jul 2017, 19:13 WIB
Penulis: Thomas Mola
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT/Kemendesa) menjalin kerja sama dengan PT General Electric (GE) Indonesia untuk mempercepat elektrifikasi perdesaan.

Kerja sama dengan pihak swasta tersebut diklaim bakal mendorong masuknya akses listrik di 13.000 desa yang belum teraliri listrik.

"Menteri ESDM sudah membuat satu peraturan, bahwa sampai dengan 5 megawatt, swasta boleh investasi untuk listrik di desa-desa. Nah, peraturan ini kita sambut karena untuk mempercepat elektrifikasi di desa-desa. Listrik itu penting sekali di desa," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (24/7/2017).

Selain elektrifikasi perdesaan, PT GE juga akan membantu akses listrik di daerah perbatasan, daerah tertinggal, dan kawasan transmigrasi.

"Salah satu yang menyambut ini adalah GE. Karena potensinya juga besar. Ada 13.000 desa belum teraliri listrik. Jadi mungkin satu kecamatan butuh 1/2 megawatt. Jadi itu potensi besar untuk listrik yang kecil-kecil," tambahnya.

Eko menuturkan PT GE akan memberikan contoh pembangkit listrik gratis untuk beberapa desa tertinggal dan desa perbatasan. Hal ini diharapkan dapat memicu pengusaha lain untuk turut berinvestasi.

"Dalam hal ini GE mencoba memberikan 4 unit dulu. Yang nantinya akan kita bicarakan untuk bisa berikan 20 unit. Tapi yang terpenting kita mulai dari percontohan," ujarnya.

Eko menambahkan para investor nantinya dapat bekerja sama dengan badan usaha milik desa (BUMDes). BUMDes-BUMDes tersebut, lanjutnya, akan diarahkan untuk mengelola kebutuhan listrik dengan berperan sebagai kolektor.

"Jadi yang membeli BUMDes-lah, semacam itu listriknya. Dengan begitu swasta bisa investasi, desa juga punya kesempatan untuk mendapatkan listrik. BUMDes sekarang jumlahnya ada sekitar 18.000an. Kerja sama ini sangat potensial," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini