Mayoritas Sektor Merosot, Bursa China Ditutup Melemah

Bisnis.com,25 Jul 2017, 15:13 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Bursa China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham acuan China berakhir melemah pada perdagangan hari ini (Selasa, 25/7/2017), seiring pelemahan performa perusahaan sumber daya setelah reli kuatnya baru-baru ini.

Pelemahan indeks terjadi bahkan ketika janji baru oleh Beijing untuk mencegah risiko finansial yang sistematis menghidupkan kembali kekhawatiran akan peraturan yang lebih ketat.

Indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir melemah 0,64% atau 23,91 poin di level 3.719,56, setelah dibuka turun 0,02% di posisi 3.742,64.

Adapun, indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,21% atau 6,91 poin di level 3.243,69, setelah pada Senin (24/7) berakhir naik 0,39% di posisi 3.250,60.

Mayoritas sektor merosot, dipimpin oleh saham real estat dan bahan baku, yang telah reli kuat sejak Juni akibat ekspektasi pertumbuhan laba pertengahan tahun yang kuat di tengah pemulihan industri dan melemahnya dolar AS.

Kantor berita Xinhua pada Senin (24/7) melaporkan bahwa Politbiro China menyatakan Beijing akan menerapkan kebijakan fiskal proaktif dan kebijakan moneter yang seksama pada paruh kedua tahun ini.

China juga dikabarkan akan memperkuat koordinasi regulasi keuangan, menstabilkan pasar properti, dan mencegah risiko keuangan sistemik.

Pada awal tahun ini, pihak regulator melancarkan serangkaian langkah untuk menindak bentuk pembiayaan yang berisiko. Namun baru-baru ini langkah tersebut dihentikan untuk tinjauan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.

Setelah pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua yang melebihi ekspektasi pasar, banyak analis memperkirakan bahwa pemerintah memiliki ruang untuk menjaga agar langkah-langkah administratif tersebut tetap dilakukan setidaknya sepanjang sisa tahun ini.

Pusat Informasi Negara (State Information Center/SIC) hari ini menyatakan bahwa ekonomi China kemungkinan akan tumbuh pada tingkat tahunan sekitar 6,7% pada paruh kedua 2017 atau sedikit melambat dari paruh pertama tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini