Presiden Jokowi Guyoni Presiden World Bank, Sebut Kim Datang Untuk Beritahukan Kenaikan Peringkat

Bisnis.com,26 Jul 2017, 12:45 WIB
Penulis: Arys Aditya
Presiden Jokowi (kiri) saat berbincang dengan PM Kanada Justin Trudeau dalam Forum KTT G20, di Hamburg, Jerman, Jumat (7/7) siang waktu setempat./Setkab

Bisnis.com, JAKARTA -- Guyon atau canda merupakan salah satu cara orang dari suku Jawa untuk menjalin keakraban dengan tamunya.

Itu pula yang tampaknya dllakukan Presiden Joko Widodo terhadap tamunya, yakni Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim.

Dalam pernyataan sambutan atas kunjungan Presiden Kim di Istana Merdeka, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa Indonesia senang dengan peningkatan peringkat dalam indeks Ease of Doing Business (EODB) dari posisi 106 ke 91 yang dirilis World Bank tahun lalu.

Presiden Jokowi kemudian berseloroh.

"Saya tahu kalau Anda berkunjung ke Indonesia kali ini adalah untuk memberitahukan kepada saya bahwa World Bank akan kembali memberikan kenaikan peringkat," tutur Presiden Jokowi, Rabu (26/7/2017).

Presiden Jokowi sebelumnya sempat melontarkan guyon saat bertemu Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump dalam pertemuan bilateral di sela Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Hamburg, Jerman, awal bulan ini.

Dalam video dan rilis resmi Gedung Putih AS, dalam pertemuan one-on-one dengan Presiden AS, Presiden Jokowi sempat menyebutkan jika ada jutaan warga Indonesia yang mengidolakan Trump.

Joke itu lalu disusul dengan undangan agar Presiden Trump mau berkunjung Indonesia, menyusul wakilnya Mike Pence yang telah menyambangi Jakarta April lalu. Kalimat demi kalimat kemudian disambut dengan senyum lebar Presiden AS ke-45 tersebut.

Selain itu, dalam forum 20 negara terbesar di muka bumi itu, Jokowi juga beberapa kali membuat video blog alias vlog bersama sejumlah pucuk pimpinan negara lain, seperti dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Bahkan sebelum forum itu, Presiden Jokowi juga telah mengunggah vlog bersama Presiden Turki Racep Tayyip Erdogan ketika berkunjung ke Istanbul dan bersama Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ketika Raja Arab Saudi ini berkunjung ke Istana Bogor.

Presiden Jokowi menyatakan menyambut baik kunjungan Presiden Kim dan delegasi sebagai pendahuluan untuk IMF-World Bank Meeting di Bali tahun depan.

Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang baik antara Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia.

"Saya berharap Anda juga mengalami pengalaman menyenangkan di Indonesia dan Saya memahami kalau kantor Bank Dunia di Jakarta adalah yang terbesar di luar Washington DC. Jadi Saya menyambut baik kunjungan Anda," kata Presiden Jokowi.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi menekankan peran World Bank yang mendukung Indonesia dalam meningkatkan struktur dan kualitas dari belanja pemerintah. Bank Dunia, ujar Presiden, juga berperan dalam kerja sama untuk perbaikan kesehatan dan pendidikan, dampak perubahan iklim serta pemberantasan kemiskinan.

Berdasarkan siaran resmi World Bank, kunjungan Presiden Jim Yong Kim adalah untuk membahas reformasi kebijakan di Indonesia, khususnya, upaya untuk meningkatkan pengumpulan pendapatan dan membelanjakannya secara lebih efisien di sektor-sektor utama, seperti infrastruktur dan sumberdaya manusia.

Selain bertemu Presiden Jokowi, Kim juga akan bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan sejumlah menteri lainnya terkait prioritas pembangunan Indonesia dan bagaimana memperkuat kerja sama antara Grup Bank Dunia dengan Indonesia.

"Indonesia adalah negara yang sedang bangkit, dan siap bergabung dengan negara-negara ekonomi maju dunia. Saya sangat mendukung upaya pemerintah untuk melanjutkan reformasi yang akan menguntungkan seluruh penduduk Indonesia," kata Kim.

Berikutnya, Kim juga berpartisipasi dalam Forum Pembiayaan Infrastruktur yang bertujuan melibatkan pemangku kepentingan sektor publik dan swasta dalam memobilisasi pembiayaan pembangunan infrastruktur.

Dia menambahkan, investasi infrastruktur yang efektif penting untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan akan membantu membuka potensi besar Indonesia.

"Seperti banyak negara berpenghasilan menengah dan besar lainnya, kesenjangan infrastruktur Indonesia merupakan tantangan yang mendesak tetapi juga merupakan peluang yang sangat besar," kata Kim.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini