Bisnis.com, JAKARTA—Hingga pertengahan 2017, PT Andalan Finance Indonesia (Andalan Finance) telah merealisasikan sekitar 61% target pembiayaan sepanjang tahun ini yang diperkirakan bisa mencapai Rp3,89 triliun.
Direktut Utama Andalan Finance Frans F. Rundengan mengatakan hingga Juni 2017, perseroan telah menyalurkan pembiayaan Rp2,37 triliun. Dengan disalurkannya pembiayaan Rp2,37 triliun, maka perseroan telah memenuhi lebih dari setengah target yang ditetapkan tahun ini.
“Pembiayaan pada Juni 2017 tumbuh 48% jika dibandingkan pembiayaan pada Juni tahun lalu. Capaiannya masih sesuai target,” kata Frans kepada Bisnis, Rabu (26/7).
Menurutnya, pertumbuhan pembiayaan yang signifikan berhasil dicapai, karena didorong oleh strategi pemasaran yang tepat, dan perluasan pasar dengan membuka sejumlah titik pemasaran baru di beberapa daerah.
Dari total pembiayaan yang disalurkan, jelasnya, porsi pembiayaan mobil bekas sekitar 75% atau mencapai Rp1,78 triliun, sedangkan 25% sisanya berasal dari pembiayaan mobil baru yang mencapai Rp589 miliar.
“Kami masih akan mengandalkan segmen mobil bekas untuk mencapai target pertumbuhan pembiayaan pada tahun ini,” ujarnya.
Sepanjang 2017, Andalan Finance menargetkan bisa menyalurkan pembiayaan Rp3,89 triliun atau tumbuh sekitar 11% jika dibandingkan penyaluran pembiayaan pada tahun sebelumnya.
Untuk mencapai target pembiayaan sepanjang 2017, Frans menyatakan pihaknya berencana melakukan perluasan jaringan usaha dengan menambah 6 kantor cabang baru yang tersebar di Pulau Sumatra, Jawa, dan Bali untuk memperluas pangsa pasar. Saat ini Andalan Finance memiliki 37 Kantor Cabang dan 3 sales point yang tersebar di Jawa, Bali, Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan.
Sementara itu, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang ikhtisar kinerja perusahaan pembiayaan per Mei 2017 menunjukkan piutang pembiayaan mencapai Rp401,8 triliun atau tumbuh 9,2% jika dibandingkan piutang pembiayaanpada periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp367,8 triliun.
Dari total piutang pembiayaan Rp401,8 triliun, kontribusi terbesar disumbang dari pembiayaan konvensional yang mencapai Rp368,1 triliun, sedangkan sisanya Rp33,6 triliun merupakan piutang pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
Adapun, dari total pembiayaan konvensional, sebagian besar pembiayaan disalurkan untuk segmen multiguna yang mencapai Rp233,32 triliun. Kemudian, disusul pembiayaan investasi Rp111,5 triliun, pembiayaan modal kerja Rp23,15 triliun, dan sisanya Rp91 miliar termasuk kedalam pembiayaan lainnya yang disetujui OJK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel