Peneliti: Angsa Hitam Raksasa di Australia Terbukti Ada

Bisnis.com,28 Jul 2017, 08:25 WIB
Penulis: Ilham Budhiman
Ilustrasi/Daily Mail

Bisnis.com, BANDUNG -- Baru-baru ini sebuah penelitian menyatakan bahwa Angsa hitam raksasa di Selandia Baru terbukti ada. Hal tersebut merujuk pada temuan beberapa fosil yang dipastikan berasal dari angsa hitam raksasa tersebut.

Dilansir Daily Mail, cerita tentang angsa hitam raksasa di Selandia Baru telah lama ada dalam legenda orang-orang Moriori. Namun, tidak ada bukti langsung dari makhluk misterius tersebut yang pernah ditemukan wujudnya.

Beberapa peneliti mengatakan bahwa legenda tersebut merujuk pada angsa hitam Australia yang dianggap bisa terbang di atas Laut Tasman. Dan, sebuah studi baru mengatakan bahwa telah terbukti untuk pertama kalinya bahwa angsa hitam raksasa Selandia Baru ada dan merupakan spesies unik.

Para peneliti mengatakan bahwa semi-flightless black swan atau angsa hitam yang tidak bisa terbang meninggal di Selandia Baru setelah manusia pertama kali tiba dari Polynesia pada abad ke-13.

Penemuan tersebut dilakukan setelah para peneliti di Universitas Otago membandingkan DNA dari 47 angsa hitam Australia modern dan 39 fosil burung angsa purba yang ditemukan di situs arkeologi di sekitar Selandia Baru.

Analisis DNA purba dan dimensi tulang menunjukkan Pouwa antara 20 sampai 30 persen lebih berat daripada angsa hitam Australia modern, dan beratnya sekira 10 kilogram. Para peneliti juga menemukan bahwa Pouwa sedang dalam perjalaan untuk tidak terbang saat spesies mereka mulai punah.

Dr. Nic Rawlace yang memimpin penelitian tersebut mengatakan bahwa temuan ini adalah salah satu dari 'semakin banyak contoh kepunahan dan kolonisasi sejak kedatangan orang-orang di Selandia Baru'. Burung angsa hitam Australia pertama kali tiba di Selandia Baru sekira 2 juta tahun yang lalu, selama Zaman Es Pleistosen.

Di sana mereka dengan cepat berkembang menjadi Pouwa. Dengan berat lebih dari 4 kilogram lebih banyak daripada angsa Australia, rentang pengembangan kaki yang memanjang dan menjadi lebih terestrial di habitatnya.

Dr Rawlence mengatakan salah satu temuan menarik berasal dari tulang kaki yang memanjang, yang menunjukkan bahwa mereka sudah berada di jalur menuju ketidakberesan.

"Burung itu tampaknya mendapatkan kaki yang memanjang ini di ekosistem pulau di mana tidak ada predator mamalia dan predator teratas adalah burung, seperti Haast's Eagle dan Eyles' Harrier yang 'punah," katanya.

Namun bagaimanapun, penemuan fosil dari angsa hitam raksasa menjadi temuan yang paling unik dan mengagumkan. "Selandia Baru memiliki catatan arkeologi baru yang sangat bagus dan terpelihara dengan baik, termasuk untuk angsa. Kita bisa memisahkan efek perubahan iklim dari perubahan yang digerakkan oleh manusia," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini