Pupuk Kujang Bakal Bangun Pabrik Gasifikasi di Kalimantan

Bisnis.com,13 Agt 2017, 15:43 WIB
Penulis: N. Nuriman Jayabuana
Pekerja melakukan bongkar muat pupuk urea di gudang pupuk lini III PT Pupuk Kujang, di Klari, Karawang, Jawa Barat, Jumat (19/5)./Antara-Gilang

Bisnis.com, JAKARTA—Produsen pupuk, PT Pupuk Kujang, membidik efisiensi biaya operasional perseroan dengan membangun pabrik gasifikasi batu bara pada akhir tahun ini.

Direktur Utama PT Pupuk Kujang Nugraha Budi Eka Irianto menyatakan perusahaannya tengah merampungkan spesifikasi proyek dan melakukan survei ke beberapa lokasi mulut penambangan batu bara.

“Sedang kami pastikan lokasinya, antara di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Kebutuhan investasinya mencapai US$800 juta—US$1miliar,” ujar Nugraha kepada Bisnis, Jumat (11/8/2017).

Menurutnya, pembangunan pabrik gasifikasi batu bara perlu mempertimbangkan jarak lokasi pabrik dengan penambangan batu bara. Semakin dekat lokasi dengan mulut tambang, semakin rendah biaya yang ditanggung perseroan untuk logistik.

Pembangunan pabrik gasifikasi batu bara menjadi salah satu rencana perseroan untuk mengefisiensi biaya operasional dari penggunaan gas bumi. Fasilitas pabrik gasifikasi diyakini dapat menurunkan konsumsi gas bumi perseroan hingga 10 million metric standar cubic feet per day.

Perseroan menargetkan fasilitas itu dapat mulai beroperasi pada 2020. “Nantinya pabrik itu memiliki kapasitas produksi setara 600.000 ton methanol,” ujar Nugraha.

Proyek gasifikasi batu bara diyakini pemerintah sebagai salah satu langkah alternatif menyiasati persoalan mahalnya harga gas bagi industri.

Direktur Jenderal Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono menyatakan harga gas hasil konversi pengolahan gasifikasi batu bara lebih kompetitif ketimbang gas bumi. “Selisihnya itu bahkan bisa 30% lebih murah,” ujar Sigit kepada Bisnis pekan lalu.

Menurutnya, sektor industri yang tingkat konsumsi gasnya cukup tinggi nantinya bakal melirik gasifikasi sebagai peluang efisiensi yang menarik. Salah satunya termasuk industri petrokimia yang menggunakan gas sebagai komponen bahan baku pengolahan.

“Beban biaya untuk gasnya bisa menjadi sangat kompetitif,” ujar Sigit.

Sigit menyatakan gasifikasi setidaknya dapat mengolah sebanyak 100.000 metric ton batubara untuk menghasilkan sebanyak 3.600 million metric british thermal unit gas.

Menurut Sigit, industri sebagai end user dapat memperoleh harga produk hasil gasifikasi senilai US$4—5 per mmbtu. Angka itu lebih rendah ketimbang harga yang dikenakan pemasok gas kepada industri yaitu di atas US$7 per mmbtu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini