Bursa AS Kurang Bergairah, Bursa Asia Bergerak Mixed di Awal Dagang

Bisnis.com,16 Agt 2017, 08:30 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah indeks saham di Asia mengawali perdagangan hari ini, Rabu (16/8/2017), dengan pergerakan mixed, menyusul sesi perdagangan di Amerika Serikat (AS) yang cenderung kurang bergairah.

Indeks Topix Jepang berbalik naik setelah dibuka di zona merah, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,9% pada pukul 9.07 pagi waktu Tokyo (pukul 07.07 WIB). Adapun indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,2%.

Sementara itu, bursa saham AS ditutup cenderung flat pada perdagangan Selasa (15/8), di saat pelemahan saham Home Depot dan peritel mengimbangi data penjualan ritel AS yang optimistis.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat hanya 5,28 poin atau 0,02% di level 21.998,99, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,05% atau 1,23 poin di 2.464,61 dan Nasdaq Composite berakhir turun 0,11% di 6.333,01.

Pasar mengalami penurunan selama beberapa hari sebelumnya akibat pergolakan yang dipicu oleh meningkatnya retorika antara AS dan Korea Utara. Namun, indeks volatilitas di AS dan Jepang telah menurun seiring dengan meredanya tensi di pasar saham.

Indeks saham di Korea Selatan naik saat para pedagang kembali beraktivitas usai liburan. Di sisi lain, data ekonomi terbaru di AS menunjukkan peningkatan belanja tersier konsumen pada bulan Juli, sehingga menyeret obligasi AS lebih rendah dan menguatkan greenback.

Kebangkitan penjualan ritel AS meningkatkan prospek pertumbuhan yang akan berakselerasi pada paruh kedua. Petunjuk terbaru mengenai kekuatan negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut diharapkan dapat terlihat dalam rilis risalah rapat pertemuan kebijakan The Fed pada bulan lalu yang akan dirilis hari ini.

Sejumlah pembuat kebijakan telah mengisyaratkan kemungkinan pengumuman rencana untuk mengurangi neraca bank sentral AS pada bulan September serta potensi penaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini.

“Saya akan berharap, juga mendukung penaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini jika ekonomi bertahan,” kata Presiden The Federal Reserve wilayah New York, William Dudley, dalam sebuah wawancara dengan Associated Press, seperti dikutip Bloomberg.

Pada saat yang sama ia juga mengindikasikan prospek pengumuman rencana pengurangan neraca oleh bank sentral AS tersebut pada September.

“Rencana itu telah dikemukakan. Saya rasa secara umum sudah diterima dengan baik dan sangat diantisipasi. Dalam pernyataan FOMC terakhir, kami menjelaskan bahwa hal ini diperkirakan akan terjadi relatif segera. Jadi, saya berharap hal itu terjadi relatif segera,” kata Dudley, menguraikan garis besar rencana pengurangan neraca senilai US$4,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini