Pariwisata NTB Kini 'No Transit Bali'

Bisnis.com,19 Agt 2017, 06:53 WIB
Penulis: Eka Chandra Septarini
Keindahan Gili Trawangan di NTB./Antara-Ahmad Subaidi

Kabar24.com, MATARAM - Kementerian Pariwisata mengapresiasi Nusa Tenggara Barat dalam pengembangan industri pariwisata yang dianggap telah berhasil mengubah paradigma sebelumnya yang mendompleng nama Bali.

Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata Tazbir menyatakan salah satu faktor yang mendukung perkembangan pariwisata tersebut adalah pemerintah daerah yang dianggap aktif dalam mempromosikan daerahnya.

"NTB sudah terbuka aksesnya, kalau dulu NTB itu disebut Nasib Tergantung Bali, sekarang bisa dibilang No Transit Bali, ada banyak direct flight sekarang, tidak perlu ke Bali. Tidak ada transit, mudah-mudahan bisa perbanyak direct flight ke sini," ujar Tazbir.

Meski sudah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan, Tazbir menekankan agar dukungan dan sikap pemerintah daerah tidak menurun dalam mendukung kemajuan pariwisata.

Lebih lanjut, dia mengutarakan secara nasional pariwisata Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi di antara negara-negara Asean.

"Indonesia masuk 20 negara di dunia pertumbuhan wisman tertinggi dengan 24% dan di dalamnya saya yakin kontribusi NTB tidak bisa dipungkiri," ujar Tazbir.

Untuk itu, NTB harus terus mengembangkan dan menanamkan karakter yang kuat terhadap industri pariwisatanya sehingga bisa bersaing dalam industri pariwisata di tingkat internasional.

Salah satu yang menarik dan patut terus dikawal pengembangannya, menurut Tazbir, adalah program pariwisata halal yang digaungkan di NTB.

Dia mencontohkan Malaysia yang dianggap berhasil dalam pengembangan wisata halal. Menurutnya, agar berhasil, masyarakat lokal harus menjaga toleransi dan gerakan masyarakat. Selain itu, sinergi antara pemerintah selaku pembuat kebijakan dan masyarakat juga penting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini